Lihat ke Halaman Asli

Moonlight Sonata

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

untuk kesekian kalinya,
angin berdesir memainkan moonlight sonata
ah, sungguh alunan melankoli yang melarutkan rasa

adagio sostenuto, mengalun dengan pelan - sangat pelan
begitu lirih, begitu indah - keindahan yang membuai imaji
serupa cahaya purnama yang bersinar terang
terpantul di atas riak danau yang tenang

sesaat alunan allegretto menari dengan riang
hanya sesaat, seakan kebahagiaan singgah lantas berpaling

presto agitato, gerak jemari angin meliuk di udara
memainkan tempo kian cepat, semakin cepat
menghentak, kian menghentak tak terkendali
bagai debur perasaan yang dihantam ombak
kekecewaan yang memuncak, menggelegak
tumpah setampuk amarah, pecah membuncah
: selayak luka yang tersayat, perih terkoyak

oh, inikah simfoni duka
yang mengalun dikeheningan tanpa jeda
dan aku pun bertanya kepada angin,
‘duhai, siapa gerangan yang sedang meratap kehilangan?'

.
Zahra, 260214
.

#Terinspirasi dari Piano Sonata no.14 atau lebih dikenal dengan nama Moonlight Sonata karya Beethoven

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline