Lihat ke Halaman Asli

Zainur Rofieq

Zainurrofieq

Menyiarkan Agama (Islam) yang Toleran dan Moderat (Wasathiyyah) Melalui Media

Diperbarui: 25 Mei 2023   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Menyiarkan Agama (Islam) yang Toleran dan Moderat (Wasathiyyah) Melalui Media

Oleh : Zainurrofieq, M.Hum

Bahasan

Peran agama Islam dalam mengokohkan NKRI memang telah diakui menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah bangsa. Sebagai model lembaga pendidikan Islam yang khas, pesantren bukan sekedar tempat menuntut ilmu, melainkan menjadi basis perjuangan dalam menentang penjajahan di bumi pertiwi.

Maka akhirnya, harus diakui kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan sang proklamator, Ir. Soekarno adalah buah perjuangan mengangkat senjata yang dilakukan oleh semua agama, salah satunya kaum santri yang notabene berasal dari kalangan pesantren.

Perjalanan bangsa Indonesia pasca merdeka yang secara historis telah terbagi menjadi 3 era, yakni 1. Orde Lama 2. Orde Baru 3. Orde Reformasi.

Menyoal pola dan konsep apa yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut, aspek pendidikan adalah lokomotif penting yang menyetir perihal akan dibawa kemana arah pendidikan di negeri ini.

Takdapat dipungkiri bahwa sebagai negara yang menjunjung tinggi norma agama berdasarkan Pancasila secara tersurat maupun tersirat meniscayakan bahwa NKRI adalah negara dengan penganut keyakinan beragama, memastikan perbedaan keyakinan beragama serta merawat kerukunan antar umat beragama.

Maka dapat dipahami bahwa arah pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan hanya dibangun badannya, melainkan dengan jiwanya sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Momentum Harsiarda 2023 yang digagas KPID Jawa Barat sesungguhnya adalah merefleksikan kembali bagaimana semangat mensyiarkan agama, khususnya Islam sebagai salah satu agama di Indonesia harus terus didengungkan diberbagai media. Ia tidak hanya dapat dilakukan dari ceramah ke ceramah, tidak hanya dari sorogan ke sorogan seperti di dunia pesantren. Tetapi, melalui pesatnya teknologi dan informasi, syiar keagamaan mesti fleksibel, dinamis dan inklusif terhadap kemajuan zaman dengan memanfaatkannya sebagai media dakwah yang efektif, salah satunya dengan melalui penyiaran seperti di radio dan semacamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline