Lihat ke Halaman Asli

Zainur Rofieq

Zainurrofieq

Era Dakwah Media Azhary: Terima Kasih TGB

Diperbarui: 31 Mei 2022   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ERA DAKWAH MEDIA AZHARY; TERIMAKASIH TGB

Oleh : Zainurrofieq

"Ta'ziz Wasathiyyah", atau program penguatan faham moderasi beragama  nampaknya diera revolusi 4.0  di Indonesia kini mulai menemukan harapan yang signifikan.

Setahu saya "Ta'ziz Wasathiyyah" ini dimotori oleh Ketua Alumni Al Azhar yang juga mantan Gubernur NTB yang hafidz Qur'an dan merupakan cucu dari pahlawan nasional M. Zainuddin Abdul Majid.

Beliau (TGB) saat itu meneruskan tampuk kepemimpinan Gurunda Prof. Dr. AG. KH. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. sebagai Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Mesir di Indonesia.

TGB memulai gerakan penggiatan moderasi beragama dengan mengenalkan para ulama Al Azhar di Indonesia dengan lebih seringnya mengundang para ulama Al Azhar ke Bumi Nusantra khususnya ke bumi Seribu Masjid yaitu Nusa Tenggara Barat.

Al azhar adalah Lembaga Pendidikan yang diyakini dan diakui dunia sebagai kawah candra dimukanya pemikiran Islam yang moderat, toleran dan mendamaikan peradaban.

Dari Rahim al Azhar telah muncul ulama-ulama besar kelas dunia semisal Muhammad Abduh, Muhammad Syaltut, Abdul Halim Mahmud, Syeikh Syarowi, Syeikh Sayyid Sabik, Muhammad Ghazali dan lain sebagainya.

Mereka menarasikan Islam sebagai rahmat bagi alam sekitar, Islam yang menjadi solusi terbaik bagi segala problematika kehidupan, Islam yang damai yang menyejukan dan menyelamatkan dua sisi kehidupan dunia dan akhirat.

Islam yang menjadi inspirasi kongkrit untuk semua lini kehidupan, spiritual, muamalah, ubudiyyah, politik, ekonomi dan seluruh lini peradabannya.

Dalam sisi politik, saya masih ingat Ketika TGB selaku wakil dari Al Azhar di Indonesia mencoba menarasikan islam yang lebih substansial dari sekedar pilihan politik, mencoba menjembatani benturan keras antar dua kubu ummat yang berseteru dalam sebuah pilihan, yang tentunya tidak hanya respon tidak enak yang diterima akibat upaya tersebut, namun saat itu TGB kelihatan yakin bahwa narasi yang digerakkannya adalah betul-betul dalam narasi besar Ta'ziz Wasatiyyah (penguatan faham moderasi ala Al Azhar di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline