Lihat ke Halaman Asli

Zainur Rofieq

Zainurrofieq

Menyatunya Sufistik dan Enterpreneurship

Diperbarui: 20 Juni 2020   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

MENYATUNYA SUFISTIK DAN ENTERPRENERSHIP

Oleh :  Zainurrofieq

Masih terngiang di benak saya, dalam rentetan seri diskusi Zoom Wasathiyyah Center di bulan kemarin.
Saat itu materi diskusi tentang Lembaga Pesantren dalam tantangan pasca covid-19.
Diskusi itu menyimpulkan satu kegundahan dan harapan, berangkat dari tanggungjawab dakwah dan realitas keummatan, bahwa pasca covid-19 ini harus ada semacam pergerakan "REVOLUSI ENTERPRENERSHIP' dikalangan pesantren.

Dalam bincang santai dengan guru saya Doktor Ajid Tohir, beliau adalah pakar, pemerhati dan pelaku sufistik dan juga dosen di UIN SGD Bandung.

Menurutnya perlu ditingkatkan penelitian dan penyatuan antara tasawuf dan bisnis. Ini yang juga ibarat mutiara hilang di wacana dakwah kita.
Padahal banyak para pendahulu dan guru sufi itu adalah juga seorang niagawan alias bisnisman.

Salah satu yang hilang juga dalam pendidikan pesantren di kita adalah sosok Rasululllah SAW yang diyakini sebagai teladan ummat  kurang terexsplor dalam sisi enterprenershipnya. Padahal kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pebisnis ulung, juga pionir terpraktekkannya nilai-nilai dakwah islamiyyah dalam dunia bisnis atau enterprenership.

Pak Ajid mengarahkan diantara wacana dan fenomena yang menarik dikaji dalam masalah pergumulan sufisme dan enterprenership adalah fenomena Pesantren Idrisiyyah di Tasikmalaya.

Koperasi Pesantren ini adalah juara pertama koperasi terbaik tingkat nasional dan Pesantren ini memiliki banyak mini mart, puluhan hektar tambak udang, dan lain sebagainya yang bisa menjadi harapan baru bagi optimisme ummat Islam khususnya masyarakat pesantren.

Dari pesantren yang takhossus memperdalam nilai-nilai kesufian, ternyata mampu berdaya dalam sisi bisnis modern, dan tidak kalah bersaing dengan yang lainnya.
 
Pesantren ini telah mampu membangun sebuah enterprenership yang kita ketahui beda dengan sekedar usaha dan dagang tentunya.

Enterprener adalah orang yang mampu melakukan kegiatan wirausaha yang memilliki bakat dalam mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, membuat standar operasionalnya, memasarkan produk dan juga bisa mengatur modal untuk opearasional.

Menjadi enterprener, orang harus punya kemampuan berfikir kreatif dan imajinatif ketika melihat sebuah peluang usaha agar memberikan manfaat lebih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline