Lihat ke Halaman Asli

Menjawab Problematika Sosial untuk Menemukan Pemimpin yang Realis

Diperbarui: 8 Oktober 2018   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Problematika sosial

2019 adalah waktu untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia lima tahun selanjutnya. Sebagian masyarakat Indonesia,  telah memulai mengeluarkan pendapatnya tentang calon yang menurutnya layak untuk menjadi pemimpin selanjutnya. 

Tidak jarang juga sering terjadi perdebatan tentang jagoan siapa yang paling layak untuk dijadikan pemimpin (presiden) selanjutnya. Sebagian perdebatan berakhir dengan saling menghujat antara yang satu dengan yang lainnya.

Disisi lain, sebagian orang yang dikatakan tokoh agama mulai menyuarakan bahwa yang layak menjadi pemimpin adalah dari seorang yang mengetahui tentang agama yang diyakininya. Persoalan ini menimbulkan lahirnya gelar "Ulama" yang didapat secara instan (tanpa diketahui pernah menuntut ilmu agama disuatu madrasah secara berkesinambungan atau memiliki ilmu yang memadai).

Untuk itu perlu memahami tentang apa yang dimaksud dengan kepemipinan?

Pemimpin dan pahaman tentang tujuan hidup

Kepemimpinan adalah perihal pemimpin atau cara memimpin, sedangkan pemimpin adalah orang yang memimpin (KBBI online: 2018). Pemimpin juga disebut imam atau orang yang didepan dan memiliki pengikut. Pengertian yang lain, pemimpin diartikan orang yang menjadikan pengikutnya mudah mencapai tujuan (Murtadha Muthahhari: 2014). 

Secara sederhana, bisa dipahami siapa saja yang didahulukan (didepan/memimpin) dan memiliki pengikut, maka bisa disebut pemimpin, namun masalahnya apakah bisa mengantarkan pengikutnya sampai kepada tujuan?

Berbicara tentang tujuan, tidak semua orang memiliki tujuan yang sama, namun penulis akan membagi kedalam dua golongan saja. Pertama kesejahteraan sosial sebagai tujuan di dunia, dan kedua menjadikan dunia sebagai tempat persinggahan dan akhirat sebagai tujuan akhir.

Persoalan kepemimpinan untuk sebagian orang hanya berbicara tentang politik, sehingga yang terpenting baginya pemimpin cukup mengerti politik dan bisa menegakkan keadilan sosial.

Sudut pandang ini yang terpenting hanyalah kesejahteraan sosial, karena tujuan akhir dari tegaknya keadilan sosial adalah kesejahteraan sosial. Pandangan ini bisa disebut menjadikan dunia sebagai tujuan akhir. Permasalahannya, disisi lain ada orang yang beragama dalam kehidupan bersosial, sehingga kesejahteraan sosial tidak cukup baginya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline