Lihat ke Halaman Asli

Zainol Huda

Dosen Ushul Fikih dan Fikih Muamalah STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep Jawa Timur

Air Suci dan Mensucikan: Sekelumit Kajian Epistemologi

Diperbarui: 11 September 2020   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Grid.ID

Adalah seorang filsuf Yunani Kuno bernama Thales yang mempunyai ketakjuban terhadap penciptaan alam semesta. Thales yang lahir tahun 625 SM mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar dari kekagumannya terhadap alam semesta. Apa sebenarnya bahan dasar alam semesta ini? Begitulah yang menghantui pikirannya. 

Pertanyaan ini yang membuat namanya menjadi populer dan disebut sebagai "Bapak Filsafat". Thales menemukan jawaban dari hasil perenungannya bahwa bahan dasar alam semesta adalah air, karena air begitu sangat dibutuhkan dalam kehidupan. 

Kesimpulan bahan dasar air ini diperoleh dari hasil kunjungannya ke Mesir. Ia meneliti sungai Nil di mana penduduk Mesir memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap keberadaan sungai tersebut.

Statemen Thales menemukan pembenaran dalam Al-Qur'an bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu menjadi hidup berasal dari bahan air (QS. Al-Anbiya [21]: 30). Air menjadi sumber kehidupan bagi alam semesta. Setidaknya terdapat 63 ayat dalam Al-Qur'an yang berbicara soal air dalam segala bentuknya ([2]: 22, 74, 164., [4]: 43., [5]: 6., [6]: 99., [7]: 50, 57., [8]: 11., [10]: 24., [11]: 7, 43, 44., [13]: 4, 14, 17., [14]: 16, 32., [15]: 22., [16]: 10, 65., [18]: 29, 45., [20]: 53., [21]: 30., [22]: 5, 63., [23]: 18., [24]: 39, 45., [25]: 48, 54., [27]: 60., [28]: 23., [29]: 63., [30]: 24., [31]: 10., [32]: 8, 27., [35]: 27., [39]: 21., [41]: 39., [43]: 11., [47]: 15., [50]: 9., [45]: 11, 12, 28., [56]: 31, 68., [67]: 30., [69]: 11., [72]: 16., [77]: 20, 27., [78]: 14., [80]: 25., [86]: 6., [11]: 44., [79]: 31., [67]: 30., [18]: 41).

Dari data ayat Al-Qur'an di atas yang terkait dengan air, sebagian besar berbicara tentang air yang turun dari langit atau yang disebut dengan hujan. Air hujan yang diberitakan ayat berfungsi untuk menghidupkan berbagai macam tanaman, menumbuhkan biji-bijian, sayur-mayur, buah-buahan yang ada di muka bumi, menghidupkan lahan yang sudah mati, menyuburkan tanah, kebutuhan untuk minum, dan lain-lain yang terkait dengan kebutuhan makhluk hidup di muka bumi.

Dari sekian ayat yang berhubungan dengan air hujan hanya terdapat dua ayat yang berbicara tentang fungsi air sebagai alat untuk mensucikan. Pertama, surat Al-Furqan [25] ayat 48:

"Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih."  

Kedua, surat Al-Anfal [8] ayat 11:

"(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)."

Ayat pertama menginformasikan bahwa air hujan adalah thahur. Dalam kajian kebahasaan kata thahur mempunyai dua kemungkinan makna. Antara lain, thahur bermakna sesuatu yang dijadikan alat untuk bersuci (muthahhir), sebagaimana kata sahur yang bermakna sesuatu yang dibuat makan sahur, kata waqud bermakna sesuatu yang dijadikan alat untuk menyalakan api.  

Makna ini riwayat dari Tsa'lab. Kemungkinan berikutnya bermakna "yang suci" (thahir). Sebenarnya kata thahur dalam bahasa Arab memang memiliki dua arti, yaitu bermakna benda (isim, muthahhir, benda yang digunakan untuk mensucikan) dan bermakna sifat (thahir, yang suci). Makna yang lebih kuat adalah makna pertama karena mendapat dukungan ayat yang kedua, yakni surat Al-Anfal [8] ayat 11. (Tafsir al-Razi, Jilid XI, hal. 429).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline