Lihat ke Halaman Asli

Zaini Bahrudin

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Melalui Seni, Anak Belajar Ekspresi dan Empati di Sekolah Dasar

Diperbarui: 26 November 2024   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaini Bahrudin (Mahasiswa) & Dr. Eka Titi Andriyani, S.Pd., M.Pd. (Dosen PGSD Universitas Negeri Semarang)

Pendidikan seni sering dianggap sebagai pelengkap dalam kurikulum sekolah dasar, tetapi sebenarnya memiliki peran yang jauh lebih besar. Seni bukan hanya soal menciptakan karya, tetapi juga menjadi medium penting bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dan memahami perasaan orang lain. Di usia yang masih penuh eksplorasi, pembelajaran seni menawarkan ruang bagi anak-anak untuk belajar tentang dunia dan diri mereka sendiri secara mendalam.

Seni sebagai Sarana Ekspresi Diri

Anak-anak sering kali kesulitan mengungkapkan emosi dan pengalaman mereka secara verbal. Seni memberikan mereka jalan alternatif untuk menyampaikan apa yang ada dalam hati dan pikiran. Melalui kegiatan seperti menggambar, melukis, membuat kerajinan, atau bermain musik, anak-anak dapat menyalurkan ide dan emosi yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Misalnya, seorang anak yang merasa cemas mungkin tidak bisa menjelaskannya dengan jelas, tetapi dapat menunjukkan perasaannya melalui warna dan bentuk dalam sebuah gambar. Proses ini membantu mereka memahami emosi mereka sendiri dan membuat mereka merasa lebih tenang serta percaya diri. Ekspresi ini juga dapat menjadi awal komunikasi yang lebih baik dengan orang dewasa atau teman sebaya.

Seni dan Pengembangan Empati

Selain ekspresi diri, seni juga memainkan peran penting dalam menumbuhkan empati. Saat anak-anak mempelajari atau mengapresiasi karya seni orang lain, mereka dihadapkan pada perspektif yang berbeda. Melalui seni, mereka diajak untuk memahami pengalaman dan emosi orang lain, yang membantu mereka mengembangkan rasa empati.

Kegiatan seni kolaboratif seperti bermain drama, pertunjukan musik, atau membuat mural bersama memberikan pengalaman langsung bagi anak untuk bekerja sama dan menghargai kontribusi teman-temannya. Dalam proses tersebut, mereka belajar mendengarkan, berbagi ide, dan menghormati perbedaan. Hal ini sangat penting dalam membangun sikap toleransi dan kepedulian, yang merupakan bagian dari pendidikan karakter.

Penerapan di Sekolah Dasar

Di sekolah dasar, seni dapat diajarkan melalui berbagai cara yang menyenangkan dan bermakna. Misalnya:

  • Menggambar bersama: Anak-anak bisa diajak menggambar cerita bersama, di mana setiap anak menambahkan elemen sesuai imajinasinya. Kegiatan ini mengajarkan pentingnya kontribusi kolektif.
  • Pertunjukan drama sederhana: Drama melatih anak untuk memahami peran orang lain, termasuk emosi dan tantangan yang mereka hadapi.
  • Musik kelompok: Bermain alat musik secara bersama-sama melatih anak untuk bekerja sama dan mendengarkan satu sama lain.

Guru memiliki peran penting dalam proses ini, baik sebagai fasilitator maupun pendukung. Guru perlu menciptakan suasana yang inklusif, di mana anak-anak merasa nyaman untuk berekspresi tanpa takut dihakimi. Selain itu, refleksi setelah kegiatan seni juga penting untuk membantu anak memahami makna dari karya mereka dan karya teman-temannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline