Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Tempat Makan Favorit Aktivis Persatuan Remaja Masjid

Diperbarui: 17 Desember 2019   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Menyusuri Jalan Surabaya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kita akan menemukan etalase-etalase yang berjejer sepanjang jalan menjajakan barang-barang antik dan barang-barang branded bekas pakai.

Di belakang jejeran para pedagang itu, di sepanjang jalan satu arah ada sungai kecil. Di situlah banyak banyakbterdapat warung tegal (warteg) yang jadi tempat makan favorit bagi para pedagang dan juga para aktifis Persatuan Remaja Masjid yang bermarkas di Jalan Surabaya.

Salah satunya Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Perhimpunan Remaja Mesjid Indonesia ( PP PRIMA DMI ) Haris Zainuddin yang menjalankan aktivitas kesehariannya di Kantor Pimpinan Pusat Dewan Mesjid Indonesia ( PP DMI ).

"Menjalankan organisasi Mesjid tentulah membutuhkan Keteguhan dan Ketulusan yang kuat karena semata-mata mencari Ridho Allah," katanya.

Demi Totalitas sebagai aktivis Sekjen Prima DMI memilih meninggalkan Kampung Halaman di Makassar dan berkhidmat total mengurus PP Prima DMI di Jalan Surabaya No.1, Menteng Jakarta.

Tentulah, dalam menjalankan kegiatan keseharian harus mampu mengkoordinasikan segalanya, mulai koordinasi pengurus PP PRIMA DMI, ke PP DMI, Pengurus Wilayah hingga ke Remaja Mesjid, Menggerakkan Program dan Kebijakan di kehidupan sehari-hari di Kota Jakarta, tanpa terkecuali kebutuhan Primer Manusia, yaitu Makanan.

Untuk menopang pergerakan di Jakarta, Sekjen PP Prima DMI lebih memilih tempat makan Bu De di sekitar Jl Surabaya yang terkenal murah dan sudah menjadi langganan kesehariannya.

Warung ini tetap berkibar meski dikepung dengan rumah makan elit disekitarnya. "Bayangkan saja makan di sini kita sudah bisa kenyang dan berkeringat hanya bermodalkan Rp 5.000,-.

"Harganya mengikuti dengan variatif pilihan makanan yang kita pilih, karena menunya sangat bervariatif sekali. Bahkan hari ini kami makan bertujuh hanya mengeluarkan Rp. 55.000," ungkap putera Gowa yang bertekad untuk mewujudkan visi Dewan Mesjid Indonesia, Memakmurkan dan dimakmurkan Mesjid.

Bu De sendiri menyatakan bahwa dirinya bersyukur dan warungnya masih bertahan meski murah tapi tetap untung.
Karena dasarnya adalah menolong dan mencari berkah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline