Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Anak Muda Itu Teramat Santai

Diperbarui: 5 Oktober 2019   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iyas sedang ngopi bersama saya, Boy dan Adi. (Dokpri)

Okelah, ia sekarang tak tergantung lagi sama orang tua, terutama jajan dan kebutuhan sehari-harinya. Sudah ada aktifitasnya yang menghasilkan untuk sekadar biaya hidup seorang pemuda 22 tahun, sejak ia kembali dari Amerika awal tahun lalu.

Ia tergabung dalam Tim Media Pak Syaf -- sapaan akrab H Syafruddin, sejak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia ini menjabat Chef de Mission Tim Indonesia pada  hajatan akbar Asian Games 2018 lalu di Jakarta dan Palembang.

Anak muda berbaju putih yang sedang berupaya mengukir senyum ini duduk santai sembari ngopi bersama saya dan teman-teman sesaat setelah menyaksikan pertandingan final bulutangkis tunggal putera Asian Games 2018 lalu di Jakarta. Ia berada di antara orang yang terpaut jauh usianya.

Ia nampak begitu santai. Teramat santai malah.

Di atasbus di kota Seoul, Korea Selatan, akhir tahun lalu. (Dokpri)

Jadilah remaja ini fokus candaan di antara kami, terutama soal dinamika kehidupan remajanya yang penuh warna, lintas negara dan selalu menyelip di antara generasi-generasi yang akan beranjak senja, seperti saya --bapaknya ini-- dkk.

Anak muda ini punya pendirian tegas, cuek, sangat rajin, terutama jika ada harapan pendapatan untuk isi dompetnya di sana. Sangat tekun jika ia mengerjakan hal yang ia minati. Ia juga simpel dan cepat bergaul. Cepat paham dan bisa menuntaskan pekerjaan yang diembankan kepadanya.

Kekurangannya, ia belum fokus menurut saya. Perokok dan suka main game. Padahal ia pernah sekolah setahun di New Zaeland dan 2 tahun di Amerika.

Yaumil Aslam bersama CdM Tim Indonesia di Asian Games 2018, Komjen Pol (purn) Drs Syafruddin MSi, di depani Istana Merdeka, Jakarta. (Dokpri)

Kini, ia sedang break dan entah kapan ia bisa melanjutkan lagi kuliahnya? Terserah ia, sebab ia sudah bisa ambil keputusan sendiri. Untuk kembali ke Amerika di saat-saat sekarang, rasanya memang berat. Saya selalu sarankan agar ia kuliah di Jakarta saja. Tetapi ia masih menimbang-nimbang.

Yaumil Aslam, putra kedua saya yang akrab disapa Iyas. Selamat milad, Nak!

Jangan terlalu lama menimbang-nimbang, segara putuskan. Engkau kini sudah 22 tahun. Jangan terlalu santai, Boz.

"Saya mau jadi orang yang kaya raya, Ayah!" tegasnya ketika saya tanya apa impian remaja itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline