Bagi saya dan keluarga, Raja Sunda itu bukan Prabu Siliwangi, Prabu Ciung Wanara dan Sri Ratu Purba Sari. Bukan pula Prabu Lingga Hiang, Prabu Susuk Tunggal, Prabu Lingga Wesi, Prabu Banyak Larang, Prabu Banyak Wangi, Prabu Lingga Buana, Prabu Wastu Kencana dan Prabu Anggalarang.
Bagi kami, Raja Sunda adalah hidangan gurami bakar kecap yang tersaji di meja. Itulah favorit saya dan juga istri saya, ketika berkunjung ke Kota Kembang, Bandung.
Bahkan, tak sah ke Bandung jika tidak singgah di rumah makan yang berada di kawasan macet Pasteur ini. Malah, suatu ketika istri saya mau ke Bandung jalan-jalan hanya untuk pergi makan di Raja Sunda.
Ia bilang, aromanya sampai terbawa mimpi. Beruntunglah pemilik Raja Sunda, dapat iklan gratis dari testimoni isteri saya ini.
Hidangan ini lebih nendang ketika dinikmati bersama aneka sambel khas Sunda, divariasikan bersama karedok dan tempe tahu goreng. Apalagi disisipkan dengan lalapan, entah daun apa?
Ditutup dengan es teh hangat!
Ahaa!!
ZT -Bandung, 17 Desember Tahun Lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H