Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Berawal dari Masjid, Ekonomi Islam Bangkit

Diperbarui: 20 November 2018   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Heriza

Sebagai organisasi remaja dan pemuda di bawah struktur Dewan Masjid Indonesia (DMI), Indonesian Islamic Youth Economis Forum (ISYEF), harus berperan dalam perkembangan perekonomian dan memiliki konsep untuk mengantisipasi revolusi industri.

"Kedepan, Kaum muda Islam akan menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0, masuk dalam jaman digitalisasi, bukan lagi jaman mesin," kata Wakil Ketua Umum DMI, H Syafruddin,  Saat meresmikan ISYEF Poin dan ISYEF Aplikasi di Masjid Cut Meutia, Menteng,  Jakarta Pusat, Selasa 20 November 2018.

Foto: Heriza

Menurut H Syafruddin, saat ini Islam berkembang sangat pesat di Amerika, Eropa, dan juga Asia Barat dengan ditandai tumbuhnya masyarakat muslim dan peningkatan jumlah masjid. "Peradaban Islam berkembang sangat baik, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah tetapi juga pemberdayaan perekonomian," ucapnya.

Dia memaparkan tentang pertumbuhan  komunitas generasi muda muslim yang semakin intensif mendatangi masjid, dan menjadikan masjid sebagai basis segala aktivitas kegiatan positif. 

 Selaras dengan era digital, jelas H Syafruddin,  remaja masjid dapat melakukan syiar dengan mengadopsi kecanggihan teknologi yang ada. "Ini akan menjadi kekuatan bagi tumbuhnya peradaban Islam di era millenial," ujarnya.

Foto: Heriza

 Terkait teknologi digital, lanjut H Syafruddin, Indonesia saat ini memiliki 4 brand hasil karya asli anak bangsa yang sedang booming dengan aset mencapai triliunan yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.   "Keempatnya digawangi oleh anak muda yang mampu menghadapi perubahan dengan inovasi. Lebih luar biasa lagi dua dari empat anak muda itu berasal dari kalangan muslim," ungkapnya.

Foto: Heriza

 ISYEF telah bekerja pada jalur yang tepat dengan mempelopori pertumbuhan perekonomian yang berbasis kegiatan-kegitan di masjid. Hal tersebut sejalan dengan program DMI menjadikan masjid sebagai sentral perkembangan Islam dan juga pusat pemberdayaan perekonomian. Syafruddin mengatakan masjid dapat sebagai sentral pengembangan kreativitas demi kemakmuran umat melalui program dan kegiatan yang positif. Masjid dapat menjadi inkubator bagi tumbuhnya peluang usaha yang memakmurkan masyarakat sekitar masjid.

 ISYEF harus mengambil peluang menjalin hubungan dengan kaum muda muslim di jazirah arab yang telah berkumpul  untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi ekonomi yang ada. Dalam kesempatan itu Syafruddin mengapresiasi peluncuran ISYEF Poin dan Aplikasi ISYEF yang fokus pada pemberdayaan perekonomian pemuda, remaja dan juga marbot masjid. 

 ZT -Grand Indonesia, 20 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline