Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Lupakan "Kosong" di Makassar

Diperbarui: 17 Juni 2018   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obrolan di Meja Bundar Phoenam, Panakukang, Makassar.

Ribut-ribut soal kolom kosong di Makassar jelang Pemilihan Walikota secara langsung di Makassar pada 27 Juni 2018 mendatang, mengundang reaksi beberapa tokoh asal Makassar di Jakarta, yang secara kebetulan mudik dan menikmati liburan panjang lebaran di kampung halaman.

Salah satu di antara tokoh tersebut adalah Aidir Amin Daud, mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan yang telah bergabung dalam Komunitas Meja Bundar di Warkop Phoenam di kawasan Jalan Boulevard, Makassar, Minggu pagi 17 Juni 2018.

Aidir Amin Daud tengah Menikmati kopi khas Phoenam bersama beberapa tokoh seperti Wakil Walikota Makassar Syamsu Rizal. Ketua DPRD Kota Makassar Farouk M Beta, Ketua Komisi Informasi Publik Aswar Hasan, Mantan Sekretaris KPU Sulsel Annas GS dan pengusaha rumput laut Arman Arfah.

Menurut Aidir, Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang keras terlibat dalam kontestasi Pilkada. "Apalagi mengarahkan masyarakat pemilih dengan berbagai pengaruh dan ancaman serta kekuatan money politik,  menentukan suatu pilihan di tempat pemungutan suara nanti. Itu pelanggaran berat yang berujung penjara," katanya.

Termasuk Kepala Daerah dan Walikota, lanjut Aidir, janganlah sekali-kali mempengaruhi pejabatnya atau stafnya untuk mengarahkan pemilih di TPS. "Seperti di Makassar, lupakanlah yang kosong-kosong itu!" tandasnya.

ZT -Makassar, 17 Juni 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline