Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Butuh Masjid yang Menonjol di Sekitar Bandara

Diperbarui: 1 Juni 2018   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Rudi Gunawan

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI),  Komjen Pol Drs H Syafruddin MSi, mencanangkan melalui DMI akan membangun masjid yang akan kelihatan menonjol di sekitar bandara seperti Taj Mahal di India dan masjid yang ada di Putra Jaya, Malaysia.

Tekad ini terkuak karena Syafruddin terpengaruh  pada keritikan dua orang temannya asal India dan Malaysia

Foto : Rudi Gunawan

Di India yang penduduknya hanya 13 % muslim, menurut temannya itu, ketika mau mendarat di New Delhi, langsung nampak keindahan Taj Mahal. "Begitu pula di Malaysia yang penduduknya hanya lebih 58 % Islam, begitu berada di atas Putra Jaya, maka yang nampak adalah masjid  yang begitu indah" jelas Syafruddin menyampaikan pernyataaan temannya yang berasal dari Malaysia itu.

Foto : Rudi Gunawan

"Di Indonesia yang penduduknya lebih 85% muslim, begitu mau mendarat di Cengkareng, tak ada kelihatan masjid yang menonjol. Jadi kita membutuhkan masjid yang menonjol di sekitar bandara Soekarno Hatta. Masjid yang bisa nampak menarik ketika kita mau mendarat," kata Syafruddin ketika menjadi pembicara utama dalam acara 'Inspirasi Ramadhan' di Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung, Jum'at 1 Juni 2018.

Foto : Rudi Gunawan

Seperti di Lombok, Ia menilai, jika dilihat dari langit, terlihat ribuan masjid bertebaran dengan ciri khas masjid seperti kubah dengan berbagai warna dan bentuknya. Namun dia menyayangkan tidak adanya simbol masjid yang nampak mencolok mata di sekitar bandara yang ada di Indonesia.

"Dari sana DMI mencanangkan membangun Masjid yang menonjol di daerah penerbangan dan akan menjadi simbol bagi Indonesia. Kalau perlu seperti masjid kubah emas," ucap Syafruddin.

Bagaimanapun, Indonesia dipuji sebagai negara dengan mayoritas Islam terbesar di dunia yang kental toleransi. Jadi dia menilai, kritikan tersebut bersifat membangun sehingga dapat menjadi motivasi bagi DMI untuk segera merealisasikannya.

Foto : Rudi Gunawan

Di awal ia bercerita, Syafruddin mengingatkan,  ada tiga momentum bersejarah yang bertepatan dengan hari ini, "Selain hari jadi Masjid Salman ITB,  juga hari kelahiran Pancasila, dan hari ini juga atau nanti malam adalah malam 17 Ramadhan, atau malam Nuzulul Quran. Ini momentum berharga bagi kita semua," ujar Syafruddin.

ZT -Bandung, 1 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline