Hari kedua di Milano, jalan dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Mulai dari Castello Sforzesco, kembali ke Duomo, lalu ke San Siro, terus ke Cimitero Monumentale dan ke Centrale.
Semuanya dijalani hanya dengan 4,5 . Artinya tiket angkutan umum yang berlaku 24 jam sudah bisa menghandle semua destinasi di Milano. Bisa dipakai naik bus, naik tram, naik metro, berkali-kali. Jadi bisa hemat sekali.
Semua ini lantaran ada dua anak muda Indonesia asal Lambaselo Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ashwa Rin yang sekolah S2 di Budapest dan datang langsung ke Milan bergabung. Dan Rifqi Nafiz yang sekolah di Jerman.
Tidak susah untuk berkeliling. Sepanjang mengerti membaca rute, gesit naik turun angkutan umum yang enak dan nyaman.
Milano lebih tertib kotanya dibanding Paris. Lebih cepat dikuasai, dan tidak membingungkan. Mungkin faktor itu tadi, dua anak muda ini yang sudah terbiasa dengan kota-kota besar di Eropa. Walau mereka juga baru pertama ke Milan.
ZT, Milano, 12 Januari 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H