Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Status Perjalanan (19), Welcome to Milan

Diperbarui: 24 April 2018   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Begitu RE train berhenti di Milano Centrale, stasiun kereta paling ramai di Milan, tak ada yang faham dengan kota mode ini.

Anak saya, Rifqi Nafiz, tak percaya diri. Ia mengaku belum pernah ke negara Italia ini. Bahasa Inggris dan Jerman yang ia kuasai, masih ragu-ragu ia pakai berkomunikasi kepada orang-orang Italia yang ia temui. Sepertinya orang Italia enggan berkomunikasi menggunakan bahasa inggris, namun tak seenggan orang-orang Prancis. Mereka begitu membanggakan bahasanya. Kita susah payah bertanya dalam bahasa Inggris, mereka menjawab dengan gelengan kepala, tak mengerti. Di Italia ini masih mending, masih welcome berkomunikasi dengan para pelancong, walau dengan jawaban Inggris yang terbata-bata.

Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Orang-orang Itali saya anggap lebih ramah, terutama warga Milan.

Saya pernah ke Milan tahun 2010 lalu. Tiga hari lamanya saya di sini. Saya ikut tur waktu itu. Ada guide yang mengatur segalanya. Jadi tak ada masalah, tinggal ikuti saja, kemana tour guide mengarahkan.

Tapi sekarang, segala sesuatunya saya serahkan ke anak saya. Artinya, saya juga tak faham, hahaha...

Untung sudah booking hotel. Walau tak tahu di mana lokasinya.

Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Ia menanyakan di daerah mana hotelnya? Saya cuma mengatakan, "Rumahnya Valentino Rossi di mana? Dari situ patokannya."

Ia bingung.

ZT - Milan, 11 Desember 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline