Lepas dini hari, sebelum memasuki waktu subuh, sekitar pukul empat lewat sedikit, kami sudah berdiri di Stasiun Wismar. Enam hari di kota Wismar ini cukuplah untuk bisa bercerita banyak tentang sebuah kota kecil yang nyaman dan mengasyikkan. Sebuah kota yang sangat ideal untuk ditinggali, terutama bagi mereka yang ingin fokus belajar dan menuntut ilmu.
Hawa dingin terus menyengat kulit wajah kami yang sedang menanti kereta pertama yang akan menuju ke Berlin. Rute kami hari ini akan panjang, dan memanfaatkan hari terakhir Eurail Pass. Rute Wismar - Interlaken, yang akan menempuh waktu 14 jam. Saya hanya bisa mengatakan, "Daag, Wismar."
Kota besar yang akan kami singgahi adalah Berlin dan Frankfurt. Rencana awal memang berubah. Saya terpaksa membatalkan lima lembar tiket pesawat Maskapai Ryan Air, dari Berlin ke Milan. Lebih enjoy rasanya naik kereta cepat ICE, bisa menikmati pemandangan pedesaaan, kebun-kebun anggur yang beku, ladang gandum yang sepi, dan persawahan yang menggigil.
Kereta RB pertama dari Wismar berangkat pukul 04.45 waktu Wismar, dan akan tiba di Berlin sekitar pukul sembilan. Lalu berangkat lagi menuju Frankfurt sekitar 45 menit kemudian. Di Frankfurt ganti kereta selepas siang, dan akan tiba di Interlaken di awal malam.
Yang mengasyikkan, karena perjalanan panjang ini menggunakan kereta cepat dan modern, ICE.
Sesaat setelah meninggalkan Berlin HBF, saya mengajak keluarga menuju gerbong depan. Di situ, kami akan menikmati lunch ala resto ICE, rute Berlin - Frankfurt. Saya memesan Chili con Carne, dan selanjutnya tambah lagi Spaghetti Bolognese.
ZT-ICE to Frankfurt, 10 Januari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H