Saya berdiri sekitar dua jam di sisi kiri panggung Djakarta Theater, Jakarta Pusat tadi malam, 10 April 2018. Saya saksikan orang-orang hebat silih berganti naik ke panggung, menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017. Setiap tahun Republika menggelar penganugerahan Tokoh Perubahan. Mereka yang terpilih adalah sosok-sosok yang memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan melakukan perubahan di tengah masyarakat.
Penganugerahan tadi malam, bertepatan 25 tahun Republika.
Saya mengedarkan pandangan ke hadirin tamu undangan yang menyesaki auditorium megah itu. Nampak banyak pejabat negara yang hadir seperti Ketua MPR, Zulkifli Hasan, dan beberapa menteri tampak duduk manis di deret kursi terdepan. Ada Sofyan Djalil, Susi Pujiastuti, Imam Nahrowi dan Basuki Hadimuljono.
Nampak pula mantan Ketum Hipmi Pusat yang kini sudah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
Salah satu sosok yang dianugerahi Tokoh Perubahan itu, Wakapolri, Komjen Pol Drs H Syafruddin MSi. Di pundak Sang Tokoh ini juga tersampir amanah Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Asian Games 2018 Jakarta - Palembang. Tokoh lain yang mendapat anugerah tersebut adalah Ustaz Abdul Somad, Pendiri Batik Trusmi Sally Giovanny, Dirut BRI Suprajarto dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Syafruddin memang termenung dan sempat berpikir lama ketika didatangi Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi bersama timnya ke Mabes Polri tempo hari, mengabarkan penganugerahan Tokoh Perubahan itu. Malah ia sempat kaget dan sempat merenung sejenak. "Apa ini pantas, karena ini mengejutkan bagi saya. Dari mana republika menunjuk saya," ucap Syafruddin saat menerima anugerah Tokoh Perubahan ini.
Tentu saja sangat pantas, sebab torehan jejak rekam Syafruddin, jika dirunut ke belakang, sungguh mulia untuk sebuah perubahan yang menggelinding dari rumah Allah.
Ia tampil sebagai Tokoh Perubahan yang membangun umat lewat masjid.
*****
Ia sudah terbiasa bangun subuh, ketika matahari belum terbit. Ketika orang-orang masih terlelap di penghujung gelap, Syafruddin muda sudah terjaga dan telah berada di bibir sumur, untuk sebuah rutinitas menimba air, mengisi kolam hingga penuh. Kolam tempat jamaah berwudhu.