Stasiun Wismar merupakan stasiun kereta terakhir. Wismar adalah sebuah kota kecil di tepi laut Baltik di bagian utara Jerman. Kota ini nampak sepi, tempat di mana ujung rel kereta RB berada. RB adalah kereta api regional yang menjad moda transportasi dari satu kota ke kota lainnya yang masih berada di dalam wilayah negara di Jerman.
Eurail Pass untuk keliling Eropa yang saya beli di kawasan Harmoni, Jakarta, juga berlaku di kereta RB. Jika membeli langsung di stasiun saat mau berangkat, Tiket kereta RB tak semahal kereta ICE (Intercity Express).
Tak ada masalah bagi pemegang Eurail Pass, sebab berlaku pada kedua jenis kereta tersebut. Eurail berlaku pada semua jenis kereta yang beroperasi di Jerman. Selain RB dan ICE, juga IC (InterCity), EC (Euro City), Sbahn (Subway), Ubahn (Underground Train), Strassenban dan RE yang bertingkat dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Kereta RB terakhir yang tiba di Wismar biasanya di atas pukul 22.00 namun tak ada yang melewati hari, pukul 00.00. Kereta pertama biasanya pukul 04.00 subuh.
Dari Wismar, jka kita hendak ke Berlin, perjalanan dengan kereta biasanya ditempuh sekitar 4 jam. Rute ini, umumnya selalu singgah di Rostock. Sama ketika hendak ke Hamburg dari Wismar yang juga sekitar empat jam perjalanan. Banyak jadwal kereta RB yang singgah di Rostock dan Bad Kleinen.
Dengan begitu, kita tak perlu khawatir berada di Wismar yang sepi. Sebab, transportasi yang menghubungkan kota besar di Jerman seperti Berlin dan Hamburg itu tak jadi soal.
Para pelajar di kota Wismar pun biasanya menghabiskan week end di Berlin dan Hamburg. Atau kota-kota terdekat seprti Rostock, Bad Kleinen dan Schwerin.
Alat transfortasi utama di kota Wismar adalah taksi dan bus. Sangat sedikit saya lihat penduduk Wismar menggunakan mobil pribadi dan berseliweran di jalan-jalan raya yang umumnya cukup lebar di kota ini.
Sering pula saya mendapati penumpang bus mayoritas orang-orang tua berusia berusia lanjut, ketika saya naik bus. Sehingga saya beranggapan bahwa penduduk kota Wismar mungkin mayoritas orang berusia lanjut, antara 60 - 80 tahun. Dan merek masih nampak kuat-kuat naik turun di bus kota.
Hari pertama di Wismar, tanpa Yafi. Anak saya yang baru tahun pertama di SMU itu, malas ikut jalan-jalan di kota kecil yang sepi ini. Ia lebih suka tinggal di kamar. Katanya mau online dengan seseorang di Indonesia. Mumpung kamar Rifqi Nafiz koneksi internetnya mantap, walau berada di lantai lima gedung yang tak dilengkapi lift.
Dan, hari pertama di Wismar ini hanya jalan-jalan seputar kota, makan sore di hari yang gelap dan shopping karena menemukan sale hingga 80%. Switer yang saya beli di HM Gand Indonesia, Jakarta, seharga Rp. 499.000, di HM Wismar hanya 9 Euro.
ZT-Wismar, 5 Januari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H