Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Status Perjalanan (11), Semilir Angin di Zaanse Schans

Diperbarui: 4 April 2018   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Saya berdiri di balkon Van Gogh Apartemen di kawasan De Clercqstraat dengan hanya mengenakan kaos, tanpa dibalut coat winter. Angin basah seperti menikamkulit saya,dan rasanya tak sanggup berdiri lama di situ. Saya sempat menoleh ke kiri dan ke kanan, melempar pandang ke sepanjang jalan multifungsi yang tak begitu hiruk pikuk dengan berbagai jenis alat transfortasi.

Sebelum masuk ke ruangan yang hangat, penglihatan saya menancap di jembatan yang tak jauh dari balkon lantai 3 apartemen tempat saya berdiri ini. Nampak ada bebarapa sepeda nangkring di pagar jembatan. Terkunci dan tergeletak di situ. Di sisi jembatan nampak 3 buah perahu boat agak besar sandar di tepi sungai Bilderdijkkade. Sungai yang hanya di antarai satu blok bangunan dari Apartemen Van Gogh.

Hari kedua di kota Amsterdam ini, tanggal 3 Januari 2018, Saya tak pusing mencari destinasi yang akan kami datangi. Pikiran saya langsung ke sebuah bangunan unik bernama kincir angin,  icon negeri Belanda yang melekat di kepala saya.

Dokumentasi Pribadi

Dan, Zaanse Schans adalah tempat di mana kincir angin itu bertebaran dan banyak ditemukan. Kami sepakat hari ini akan avonturir ke masa-masa VOC berabad-abad lalu di kawasan itu.

Dari Jalan De Clercqstraat, butuh waktu sekitar satu setengah jamuntuk bisa sampai di Zaance Schans. Jalan kaki sekitar dua ratus meter ke halte tram Bilderdijkstraat. Melewati 7 perhentian hingga sampai di Centraal Station. Dari sini jalan kaki lagi sekitar5 menit menuju Centraal Station IJijde. Di stasiun yang nampak besardan megah inilah baru kami naik Platform G-E, kereta antar kota di Belanda. Butuh sekitar 45 menit untuk sampai Stasiun Zaadamm, Zaanse Schans. Nah, di situ  tinggal jalan kaki menyusuri jalan dan taman-taman, menyeberangi jembatan panjang serta melewati rumah-rumah penduduk yang khas dan indah di tatap.

Dokumentasi Pribadi

Mungkin suasana musim dingin, jadi kawasan Zaanse Schans tak begitu dipadati pengunjung, disamping angin semilir yang menyambut kami begitu menggigilkan.

Namun kami puas menikmati semilir angin sore itu, sambil menghirup cokelat panas yang seharga 1 Euro.

https://www.facebook.com/zainaltahir22/videos/10212887898650220/?t=28
https://www.facebook.com/zainaltahir22/videos/10212888010373013/?t=13
https://www.facebook.com/zainaltahir22/videos/10212888096015154/?t=8

ZT-Amsterdam, 3 Januari 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline