Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Status Perjalanan (10), Paris

Diperbarui: 1 April 2018   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Di atas kereta cepat Thalys menuju Brussels, saya menorehkan catatan tentang kesan selama tiga hari berada di kota Paris. Sebuah kota yang telah menjadi magnet dunia. Kota metropolis yang selalu dimasukkan ke dalam daftar wajib kunjungan jika kita berencana melakukan trip keliling benua biru. 

Paris selalu penuh daya tarik dengan setumpuk pesona. Apalagi buat orang-orang muda, sejak dulu Paris di kalangan mereka adalah kota teromantis di dunia. Entah benar atau tidak, yang pasti jika sekelompok remaja ditanya, siapa yang mau ke Paris? Saya yakin tak ada yang menyembunyikan tangan. 

Dokumentasi Pribadi

louvre-paris-1-5ac07760ab12ae7352621033.jpg

Bagi yang belum berkunjung ke Paris, hasrat untuk mendatangi kota mode ini begitu menggebu. Padahal ia hanya terpesona dengan penampakan Eiffel yang begitu anggun penampilannnya di poscard dan majalah. Itu betul, di Eiffel Tower dan sekitarnya, nyaris semua sudut menjadi spot-spot terbaik untuk motret-motret. Foto-foto yang berlatar Eiffel tentu saja akan menjadi pilihan utama untuk menghiasi akun-akun media sosial kita. 

Padahal Paris bukan hanya Eiffel, tapi Eiffel adalah icon kota Paris. Sama saja Jakarta bukan hanya Monas, tetapi Monas telah lama menjadi icon kota Jakarta. Begitulah kira-kira.

Yah, dari pada penasaran, ada baiknya memang sempatkan diri singgah di Paris. Walau hanya sekadar selfie berlatar menara Eiffel.

***

Dokumentasi Pribadi

Musim dingin di Paris tak begitu ramai. Tapi di setiap stasiun Metro, orang-orang tetap berdesak-desakan, terutama hari Minggu, tepat di puncak tahun 2017.

Stasiun kereta yang kebanyakan terletak dibawah tanah di Paris ini, kesannya begitu kumal, tua dan nampak agak jorok. Hanya sebagian kecil yang dilengkapi eskalator, selebihnya di banyak stasiun harus naik turun tangga secara manual. Pesannya buat yang mau ke Paris, janganlah membawa koper yang gede-gede dan berat-berat.

Di stasiun kereta Metro, selalu muncul kesan waspada dan was-was terhadap pencopet. Jangan coba- coba lengah, sebab uang kita akan berpindah tangan. Terkadang pencopetnya santun, mengembalikan dompet kita setelah uangnya dicomot.

***

Dokumentasi Pribadi

Saya teringat di akhir musim semi tahun 2006 silam, ketika saya menjadi salah satu peserta Pelatihan HAM Internasional selama sebulan di Strasbourg, Prancis. Setiap week end, kami selalu mendapat kesempatan keluar dari kota Strasbourg untuk jalan-jalan. Rombongan terbagi dua. Rombongan pertama memilih kunjungan ke kebun anggur dan rombongan kedua termasuk saya,  Aidir Amin Daud dan dan teman-teman lainnya,  memilih kunjungan ke Paris. Saat itu, saya baru pertama kali ke Paris. Teman Aidir Amin Daud saat itu untuk kesekian kalinya ke ibukota Prancis itu.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline