Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Status Perjalanan (10), Paris Nord

Diperbarui: 30 Maret 2018   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Welcome to Paris Nord. (Dokpri)

Pukul o7.00 pagi, masih gelap. Gelap dan dingin 3 derajat Celcius.

Kami berada di halaman hotelF1 Paris Porte de Montmartre, 29 Rue du Dr Babinski, 75018 Paris, Prancis. Menanti taksi online 7 seater yang telah saya pesan lewat aplikasi Uber di handphone saya. Dengan tarif 16 Euro, 50 sen, saya memesan mobil jenis van bermerek Mercedes Benz bertipe Vito.

Setelah ceck out di resepsionis hotelF1, dan meletakkan kopor di tempat yang aman di tepi jalan, kami tetap berada  di halaman hotel yang sempit dan berfungsi sebagai trotoar jalan itu. Kami  sibuk dengan berbagai urusan masing masing. Mumpung masih bisa memanfaatkan koneksi internet gratis dari dalam hotel.  

Kami akan berangkat dari stasiun kereta Paris Gare du Nord, menuju Stasiun Bruxelles Midi di Brussel,Belgia, dengan kereta cepat Thalys, tepat pukul 09.25. Uber Car  datang setalah kami menanti sekitar 7 menit di halaman hotelF1.

Dokumentasi Pribadi

Tak sampai 30 menit kemudian, kami sudah berada di dalam stasiun Paris Nord, stasiun kereta terbesar dan terpadat di Eropa. Saya langsung mencari tempat ngopi, berhubung masih ada waktu sekitar satu setengah jam, dan kereta cepat Thalys bekelir merah maron itu belum merapat di jalurnya. Yang nampak di jalur lain adalah kereta cepat Eurostar tujuan London.

Thalys adalah jaringan kereta api berkecepatan tinggi yang berada di jaringan rel antara Paris dan Brussel. Rel digunakan bersama dengan kereta Eurostar yang menuju London lewat Lille dan Terowongan Channel dari Paris atau Brussels serta dengan kereta TGV domestik. Kereta yang digunakan termasuk dalam kategori TGV (train à grande vitesse) yang dibuat oleh Alstom di Perancis.

Dokumentasi Pribadi

"Gimana kalau kita ke London saja?" goda saya kepada istri setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman di Super Wild Coffee. Sebotol Evian dan Croisan saya lihat telah tersaji di depannya.

"Ayok!," tantangnya.

"Yah, kereta itu akan menempuh jalur di bawah laut, hingga ke London!" jelas saya.

"Mau dong ke London Love Story," kicaunya lagi mengingat sebuah film Indonesia bergenre remaja itu.

"Ada visamu kah?" tanya saya menggoda lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline