Selama ini, sejak saya SMA, saya mengenal nama ini hanya terpatri di berbagai produk ransel, sepatu dan sandal. Malah ransel produk Eiger selalu saya pakai sewaktu zaman kuliah. Sandalnya juga sering saya gunakan sebagai alas kaki andalan semasa remaja. Ia bisa jadi sandal, sekaligus berfungsi ala sepatu.
Produk-produk Eiger begitu tahan lama dipakai. Bahan-bahannya berkualitas. Namun, harganya terjangkau.
Saya berada di kaki Gunung Eiger, di kawasan Grindelwald, Switzerland, akhir Desember 2017 ini. Diliputi cuaca -7 C, bukanlah penghalang untuk selfie-selfie. Bahkan di situ kami bisa belajar main ski, dan berseluncur sepuas hati.
Andai saya punya keberanian dan hobbi mendaki seperti Peter Bohren yang pertama mendaki Gunung Eiger tahun 1958, mungkin saya sudah lama menaklukkan puncaknya.
Puncak Eiger berada di ketinggian 3.970-meter (13.020 ft) di Alpen Bernese, di atas dataran Grindelwald dan Lauterbrunnen di daerah Bernese Oberland, Swiss. Gunung ini adalah puncak paling timur dan paling terkenal di pegunungan Alpen Swiss. Hal paling terkenal dari gunung Eiger adalah sisi utaranya yang berupa batuan dan es setinggi 1.800-meter-high (5.900 ft), yang bernama Eigerwand atau Nordwand, yang merupakan sisi utara terbesar di Alpen.
Gunung Eiger pertama didaki oleh pemandu Swiss Christian Almer dan Peter Bohren, bersama Charles Barrington dari Irlandia, yang mendaki dari sisi barat pada 11 Agustus 1858. Sisi utara, yang dianggap paling menantang dan berbahaya, pertama dipanjat oleh ekspedisi Austria-Jerman pada 1938.
Gunung Eiger banyak dikenal dengan tragedi pada ekspedisi pendakian. Sejak tahun 1935, setidaknya 64 pendaki meninggal saat mencoba mendaki sisi utara, membuat sisi utara tersebut diberi nama panggilan Mordwand, yang artinya "tembok pembunuh" dalam bahasa Jerman dan juga permainan kata dari nama aslinya, yaitu Nordwand. Atau tembok tembok pembunuh!
Walau saya sama sekali tak berminat mendaki, saya sudah cukup puas dan senang berfoto dengan latar belakang Gunung Eiger. Apalagi wanita di samping saya ini.
Hobbi saya cuma nulis. Mendaki, tak ada sama sekali.
ZT - Paris, 31 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H