Rifqi Nafiz segera bergerak melihat Yafi dan saya membicararakan champagne non alkohol. Ia mengambil dua gelas mungil. Segelas sampanye beralkohol, dan satunya lagi beisi yang non alkhohol.
Kedua gelas berisi sampanye itu diberikannya kepada saya. Dan, saya langsung meletakkannya di meja, di dekat kantor mobile saya, iPad mini itu.
Saya mencium aromanya masing-masing. Jelas bedanya. Yang satu aromanya ketas dan khas, bergelembung. Yang satunya lagi beraroma gula dan lembut.
"Jangan diminum yang beralkohol, Ayah! Ini yang tidak mengandung alkohol yang enak. Manis rasanya," kata Rifqi.
Saya segera menyingkirkan sampanye yang beralkohol lalu tost sama rifqi, menikmati Remuss, nama sampanye yang tak beralkohol itu.
Ketika saya mau pamit pada Rince Krauer, tante saya sang tuan rumah yang baik hati itu, saya dihadiahi sebotol Remuss, lengkap dengan gelas mungil dan pembuka botolnya.
"Untuk dinikmati dalam perjalanan hari ini ke Paris," ujar Tante Rince.
Terima kasih, Tante. Atas pelayanan super ini selama di Interlaken dan spot-spot petualangannya.
Prepare to Paris pagi ini.
ZT - Interlaken, 30 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H