Bepergian ke luar negeri sudah sering saya lakukan. Namun menggunakan maskapai penerbangan Singapore Airlines baru kali ini saya akan coba.
Berlatar kerinduan sama anak tertua saya, Rifqi Nafiz, yang kini sedang sekolah di Jerman dan sudah dua tahun tak bersua, pagi ini bismilah, saya akan membezuknya. Saya ditemani Amoez Thene, sang isteri dan Yafi, putera ketiga saya serta adik saya, Asmah Tahir, sudah sejak berbulan-bulan yang lalu telah merencanakannya.
Beruntunglah saya bisa mendapatkan tiket promo, dengan harga yang semurah-murahnya harga. Tapi ini kan Singapore Airlines, membeli tiketnya di penhujung tahun seperti sekarang, niscaya akan mendapati tarif yang semahal-mahalnya harga. Itupun kalau masih ada seat tersisa.
Singapore Airlines adalah penerbangan jarak jauh terbaik di dunia. Sembari siap-siap terbang menuju Frankfurt dengan SQ - 955, saya mau bilang penerbangan ini biasa saja. Tak ada yang istimewa, walau iNews.id telah melansir bahwa Singapore Airlines dinobatkan sebagai maskapai penerbangan jarak jauh (long haul) terbaik versi Telegraph Travel Awards 2017. Dalam daftar 10 besar penghargan itu, perusahaan penerbangan asal Asia mendominasi. Sementara, maskapai Swiss menjadi yang terbaik untuk kategori penerbangan jarak pendek (short haul).
Telegraph Travel Awards menentukan maskapai terbaik berdasarkan jajak pendapat dengan melibatkan 90.000 pembaca dari seluruh dunia. Tahun ini Singapore Airlines berhasil memuncaki peringkat, menggusur Emirates asal Uni Emirat Arab (UEA).
Pakar konsumen dari Telegraph Travel Nick Trend mendeskripsikan bahwa kategori penerbangan jarak jauh adalah salah satu yang terpenting. Singapore Airlines dan Emirates bersaing di puncak daftar tahunan itu sejak 2012.
"Apa rahasia konsistensinya? Mungkin fakta bahwa mereka perlu bekerja keras untuk memenangkan para penumpangnya. Sebuah negara kecil berpenduduk lima juta orang tidak cukup untuk mempertahankan sebuah maskapai penerbangan level internasional yang besar, jadi Singapura harus mendapatkan loyalitas penumpang dari tempat lain,"kata Nick, Sabtu (2/12/2017).
Dia menilai maskapai pelat merah itu meraih dengan berbagai strategi seperti standar layanan terdepan dan sejarah panjang investasi dalam hal teknologi. Singapore Airlines memiliki armada muda. Banyak penerbangan panjang menggunakan pesawat A380 baru yang dinilai jauh lebih nyaman dibanding Boeing 747 tua.
"Singapura adalah pintu gerbang yang nyaman ke Thailand, Malaysia, Kamboja dan destinasi populer lainnya di Asia Tenggara. Ini juga membuat pemberhentian bebas stres bagi penumpang dalam perjalanan dari Inggris ke Australia atau Selandia Baru," paparnya.
Untuk penerbangan jarak pendek, keberhasilan maskapai Swiss tak mengejutkan. Selain menjadi penerbangan paling populer bagi wisatawan yang ingin ke Alpen, Swiss sukses menggusur British Airways yang terjerambab ke urutan 13 akibat persoalan keuangan selama beberapa tahun terakhir.