Menulis status, terutama di media sosial, kerap saya lakukan kapan dan di manapun. Kebiasaaan ini muncul beberapa tahun ini ketika media sosial mulai melambung laju media mainstream yang telah lama ada. Keberaadaan media sosial, membuat semua orang bisa menjadi penulis. Penulis, menmulis apa saja, lalu mengespresikannya dalam akun media sosialnya.
Rasanya tangan ini selalu tergelitik untuk membuka smartphone andalan saya, lalu menuliskan sesuatu di situ, ketika saya berada di suatu tempat, walau hanya tempat biasa. Atau ketika saya berada di suatu momen, walau bukanlah momen yang penting-penting amat.
Bagi saya, yang penting menulis status. Apa saja, dan sangat perlu dilengkapi foto. Bukan berarti status yang saya tulis itu harus dilengkapi foto, tapi setidaknya foto itulah yang membuat sebuah status bisa menarik, kuat dan meyakinkan. Selama ini, lagi-lagi saya mengandalkan kamera smarphone milik saya. Hasil fotonya memang tak sebagus, atau saya katakan sangat jauh dari hasil jepretan seorang fotografer yang menggunakan kamera canggih berharga ratusan juta rupiah.
Akan tetapi menurut seorang teman saya yang fotografer senior itu, bahwa untuk kebutuhan foto di media sosial cukup dari kamera smartphone saja. Karena dari situ bisa langsung diupload bersamaan dengan tulisan status yang telah dibuat. Beda dengan kebutuhan foto majalah atau surat kabar, memang butuh kamera yang canggih.
Begitulah, mengandalkan 2 unit smartphone yang telah saya isi kartu unlimited yang khusus berlaku di Eropa masing-masing berisi 2 GB, saya mulai menulis status perjalanan saya, mulai dari Terminal 2B Bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng, Jakarta, tanggal 24 Desember 2017. Saya pilih penerbangan 24 Desember karena besoknya bertepatan Hari Raya Natal. Tentu saja penerbangan di tanggal tersebut sudah sepi, dan harga tiketpun akan murah karenanya. Sama halnya pada beberapa kali kesempatan mudik Lebaran Idul Fitri yang lalu-lalu, kami memilih penerbangan ke Makassar tepat Hari Raya. Kami menuju bandara setelah menunaikan Shalat Ied.
Saya berangkat ke Eropa bersama Istri, anak dan adik saya. Trip kami kali ini tanpa menggunakan jasa travel dan tak ikut paket tour. Perjalanan ini menggunakan dana seminim mungkin. Tentu jauh lebih hemat dibanding menggunakan travel atau biro jasa perjalanan. Entah kenapa kami tak tertarik ikut paket-paket tur wisata keliling Eropa yang banyak di tawarkan oleh travel. Mungkin karena ikut paket tur dari biro jasa perjalanan, selainn biayanya mahal, juga tak ada kebebasan dalam menikmati tempat-tempat kunjungan. Saya sudah pengalaman berkali-kali ikut paket tur wisata ke berbagai negara. Mungkin juga kami begitu percaya diri jalan sendiri, karena saya punya anak sulung yang sedang sekolah di Jerman, yang akan menemani kami jalan-jalan.
Trip kali ini rencanannya akan berlangsung 3 pekan dan akan mendatangi minimil 5 negara di Eropa. Kami telah mempersiapkan segalanya sejak bulan Agustus 2017.
Pembelian tiket saya lakukan secara online melalui Traveloka. Saya memesan tiket 3 bulan sebelum pemberangkatan. Saya beruntung karena mendapatkan harga promo. Singapore Airlines rute Jakarta - Frankfurt tanggal 24 Desember 2017, dan pulangnya menggunakan Turkish Airlines rute Milan - Jakarta pada tanggal 13 Januari 2018.
Untuk memesan hotel, saya menggunakan eDreams secara online juga untuk beberpa kota seperti Frankfurt, Paris, Amsterdam dan Milan. Walau hotel yang saya pesan di Amsterdam tak saya gunakan lantaran tidak sesuai dengan ekspektasi saya.
Lalu untuk tranportasi, saya manfaatkan fasilitas Eurail yang saya beli dari Indonesia. Jauh lebih hemat dan tak merepotkan lagi.