Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

Jangan Lompat Kodok!

Diperbarui: 19 Februari 2018   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Trading di pasar saham, ibarat Anda sedang berada di tepi jalan mununggu angkutan umum --entah mikroret, busway, metromini dan bus patas AC. Jika tak mau terpental dan celaka, mohon jangan coba-coba lompat naik ke mikrolet yang sedang lari kencang, apalagi dengan penumpang yang berdesak-desakan. 

Istilah saya, jangan lompat kodok!

Anda bisa bayangkan kalau ada seekor kodok yang panik, lalu melompat?

Biarkan dulu mikrolet  itu mundur pelan-pelan, berhenti agak lama, lalu naik duduk dengan tenang. Biasanya mikrolet kalau belum penuh, mundur lagi sedikit demi sedikit, berharap penumpang ada yang muncul dari mulut lorong, untuk memenuhi isinya. Lalu mikrolet itu akan jalan, melesat.

Cari penumpang itu susah. Kadang berebutan. Tapi menurunkan penumpang, gampang kok!

Begitulah trading di pasar saham. Terutama bagi Anda yang online trading, jika melihat ada sebuah emiten di layar monitor yang sedang naik kencang --istilahnya ada bandar yang sedang menggerakkannya, seyogyanya jangan terburu-buru memutuskan buy. Seolah-olah takut ketinggalan mikrolet. Seakan-akan tak bisa lagi dapat harga murah. Sebab, biasanya sebuah saham yang naiknya kencang, akan disusul dengan koreksi tajam. Saham itu akan terjun bebas karena taking profit besar-besaran dari pihak yang telah men-drive saham tersebut,setelah tujuannya tercapai. Sesudah ada sejumlah keuntungan besar yang dicapai bandar dengan aksuinya tersebut.

Sesungguhnya, yang sering melakukan aksi lompat kodok disaat market  running adalah para trader ritel, yang berharap keuntungan 1%hingga 3% hari itu. Namun kenyataannya harapan itu terbalik. Yang didapat adalah rugi 5%.

Sebaiknya, pelajari baik-baik fundamental saham tersebut untuk menentukan apa yang akan dibeli. Sementara gunakan analisa teknikal untuk memutuskan enter. Analisa teknikal takperlu yang rumit-rumit. Gunakan saja yang sudah merakyat seperti MA, RSI dan Stochastik

Saran saya, kalau mau naik mikrolet, sebaiknya di terminal. Atau di halte. Boleh juga yang sudah lama ngetem.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline