Lihat ke Halaman Asli

Zainal Tahir

Politisi

14 Jam di Istanbul

Diperbarui: 3 Februari 2018   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Saya akui pengaturan jadwal penerbangan antar negara yang di sodorkan Turkish Airlines kepada para pelanggannya. Maskapai ini selalu menawakan transit di Istanbul dalam rentang waktu yang cukup lama. 7 jam, 10 jam, dan bahkan 10 jam singgah di Ataturk Airport.

Seperti dalam perjalanan dari Milan ke Jakarta pada 13 januari 2018 lalu, saya bersama keluarga transit di Istanbul 14 jam lamanya. Mendarat di Ataturk Airport dari Milan,Italia, sekitar pukul 12.30 waktu setempat, dan akan boarding lagi menuju Jakarta pukul 02.30 dinihari nantinya.

Jika tidak dilengkapi dengan fasilitas bandara yang mewah, serta kafe-kafe dan tempat shopping yang nyaman, 14 jam menunggu, betapa membosankannya berada di bandara yang begitu sangat ramai? Siang malam tak ada bedanya.  24 jam, sepertinya yang nampak hanya hiruk-pikuk calon penumpang yang tiada henti.

Untuk memanfaatkan waktu transit yang cukup lama itu, Turkish Airlines menawarkan jalan-jalan keliling kota Istanbul, sambil singgah di berbagai obyek wisata menarik. City tour di kota yang pernah jadi pusat kekaisaran Romawi, yang zaman dulu terkenal dengan sebutan Konstantinopel ini. Dimulai pukul 16.00 hingga pukul 21.00, saya langsung mengiyakan tawaran city tour dari maskapai yang baru saya gunakan itu.

Dari Milan, saya memesan visa transit sehari sebelumnya untuk ikutan city tour via online. Sebenarnya bisa langsung mendaftarkan diri setelah tiba di Istambul. Tapi untuk menghindari antrian dan kemungkinan kehabisan seat serta keraguan tak mengerti proses reservasinya, maka saya pilih lewat  internet. Dan, itu sangat mudah. Murah lagi, $ 80 untuk 4 orang. Artinya, biaya per orang hanya $ 20. Sudah termasuk visa transit, transportasi dan makan malam yang nikmat di restoran.

5 jam city tour, saya sudah bisa menikmati view sepanjang jalan pesisir di kota Istanbul, memandang pelabuhan  Yeni Kepi, menyusuri pasar besar-besaran dan pasar buku lama yang bak labirin, sholat di masjid biru, masjid Corlulu Ali Pasha, jalan-jalan di sekitar Hippodrome Konstantin, menatap obelisk dari Theodosius dan dinner di restoran ala Turki.

Paket city tour ini pun ditawarkan kepada penumpang Turkish Airlines dari Jakarta ke kota-kota dunia lainnya.

Bagaimana dengan Garuda Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline