Lihat ke Halaman Asli

zainal basyar

mahasiswa psikologi

Meretas perpolitikan dengan Antropologi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dewasa ini telah terkuak kesan keganasan dari dunia politik di indonesia,mulai kong kalikong,korupsi,kolusi dan nepotisme telah berserakan di negeri kita.perlu kita ketahui bahwasanya dunia perpolitikan kita telah mengancam kepercayaan masyarakat akan pemerintah.pemerintah sekarang hanya akan di anggap sebagai perampok kursi pemerintahan tanpa ada tanggung jawab ,kinerja apik dan penyalur aspirasi rakyat.bilamana hal ini terus berlanjut maka tak terpungkiri lagi pemerintah di mata masyarakat hanya lintah dan hewan pengerat.maka dari itu perlu adanya perubahan paradigma dan labelling dari masyarakat.
siapakah yang bertanggung jawab atas semua itu?
benarkah hanya pemerintah yang harus di salahkan?
atau sebaiknya bertanya pada rumput yang bergoyang?

Jawabannya tidak! karna kita sebagai warga negara yang baik ,maka kita semua berkewajiban membenahi,membela dan mempersatukan masyarakat dan pemerintah dengan jalan yang paling dasar ialah ilmu ANTROPOLOGY.dalam ilmu antropologi kita akan di ajarkan bagaimana mengetahui pola masyarakat,kriteria masyarakat,perubahan yang terjadi pada masyarakat dan juga efek suatu perkara pada individu ke individu lain,kelompok pada kelompok lain ,masyarakat pada masyarakat lain bahkan negara satu dan negara lain.
Andai kata semua ilmu perpolitikan di indonesia bahkan dunia mempergunakan antropologi dengan sebaik-baiknya maka ia tidak akan ada lagi kata pemerintahan bangsat ! atau sebagainya.yang terjadi ialah rasa saling pengertian antara pemerintah dan masyarakat,juga berbaurnya sang wakil rakyat di dalam kehidupan sehari-hari di lapangan bukan hanya duduk di bangku kantornya menjaga bangunan tua hasil upah pajak masyarakat.semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua amin ya robbal alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline