Peradaban Mycenae telah muncul disekitaran tahun 1600 SM. Menurut para ahli sejarah, mereka mendiami tiga wilayah besar kala itu yakni kota Thebes, Athena, dan juga Pylos. Bangsa Mycenae dengan Minoa sejatinya telah mengalami konflik sejak lama. Akan tetapi konflik yang berlangsung tidak menghalangi terjalinnya percampuran budaya antar dua bangsa tersebut. Konflik ini pada akhirnya mencapai puncak di tahun 1450 SM. Bangsa Mycenae secara besar-besaran menyerang bangsa Minoa. Penyerangan ini pada mulanya bersumber dari terbunuhnya putra mahkota bangsa Minoa oleh Mycenae. Raja Minos akhirnya meminta ganti yakni dengan mengharuskan bangsa Mycenae untuk menyediakan anak laki-laki dan perempuan hidup sebagai santapan prajurit Minoa. Setelah dua tahun lamanya mereka menerima permintaan tersebut, penduduk Mycenae yang berada di Athena mendesak sang raja untuk menyudahi permintaan tersebut dan segera melakukan penyerangan. Sang raja setuju dan akhirnya mengutus pangeran Theseus sebagai panglima memimpin penyerangan. Penyerangan sekaligus penaklukan ini pada akhirnya meruntuhkan istana dan peradaban yang telah dibangun oleh bangsa Minoa di pulau Kreta.
Bangsa Mycenae dikenal dengan ketrampilan mereka dalam hal seni, teknik, dan sastra. Keterampilan ini sebenarnya merupakan adopsi dari keterampilan orang-orang Minoa. Kemajuan Mycenae terletak pada sentralisasi kekuasaan politik raja, perluasan wilayah, dan dominasi golongan aristokratis dalam masyarakat. Pola pemerintahan bangsa Mycenae dinilai buruk karena para pemimpin pada saat itu kurang mampu dalam mengembangkan sistem pemerintahan. Tidak hanya itu, bangsa Mycenae merupakan bangsa yang kurang kreatif bila dibandingkan dengan bangsa Minoa. Sistem penulisan pun mulai diterapkan setelah mereka menjalin kontak dengan orang-orang Minoa. Maka dari itu tindakan penyerbuan yang dilakukan bangsa Mycenae atas Minoa sejatinya menghancurkan sumber utama kebudayaan Mycenae sendiri. Peristiwa ini juga yang menjadi awal sejarah Yunani.
Sebagaimana sebuah peradaban terbentuk, bangsa Mycenae juga memiliki pusat kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan di Istana. Istana yang dibuat Mycenae sedikit berbeda dengan apa yang dibuat oleh bangsa Minoa. Istana-istana Mycenae dibangun dengan disertai benteng pelindung, yang sebelumnya tidak diterapkan pada istana Minoa. Pembuatan benteng pada istana bisa jadi merupakan salah satu inovasi bangsa Mycenae di bidang arsitektur. Adapun istana-istana yang dibangun seperti Istana Citadel dan Istana Tiryns.
Pada kisaran tahun 1260-1230 SM, bangsa Mycenae melakukan pertempuran besar dengan sebuah bangsa di wilayah Asia Kecil (Turki) yang dikenal dengan Perang Troya. Peperangan yang terjadi selama sepuluh tahun ini dilatarbelakangi perselingkuhan yang terjadi antara putri Raja Argos (Helena) dengan pangeran Paris (putra Raja Troya). Agamemnon (suami Helena) yang tidak terima dengan hal ini akhirnya menghimpun kekuatan untuk pergi berperang ke wilayah Troya. Di lain sisi kala itu Yunani telah mengalami kemerosotan di bidang ekonomi, hal ini disebabkan oleh cuaca buruk yang menimpa sehingga tanaman-tanaman penunjang hidup orang Mycenae mengalami gagal panen. Akibatnya beberapa dari mereka melakukan perompakan di wilayah laut Agea dan Mediterania.
Singkat cerita Mycenae mengalami kemenangan atas Troya. Kemenangan yang diraih sejatinya hanya sebuah fatamorgana tatkala mereka kembali pulang setelah berperang. Ibarat bangunan megah yang tiba-tiba runtuh, mereka mendapati peradaban yang telah dibangun porak poranda baik dari segi fisik maupun sosial. Masa ini kemudian dikenal dengan masa kegelapan Yunani (1200-1050 SM). Kehancuran ini ditengarai terjadi karena tiga faktor, yakni;
- Faktor alam, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa saat itu cuaca buruk menyebabkan banyak petani mendapati tanaman mereka mengalami gagal panen. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya kelaparan dan angka kriminalitas yang semakin tinggi.
- Penyerangan bangsa Doria, meskipun penyerangan kala itu masih kecil, akan tetapi cukup membuat orang-orang Mycenae terpinggirkan dan pada akhirnya sulit untuk mendapatkan sumber makanan.
- Wabah, perpulangan dari perang Troya tidak hanya membawa kemenangan, justru juga membawa penyakit Pes yang bersumber dari tikus-tikus yang dibawa oleh kapal-kapal militer. Wabah ini juga bersumber dari kapal yang dibajak oleh para bajak laut Mycenae.
Menjelang tahun 1000 SM peradaban Mycenae menuju kehancurannya. Hal ini disebabkan karena adanya invansi yang dilakukann oleh orang-orang Balkan yang terdiri atas Doria, Ionia, Akhia, Aeolia, dan Phygia. Dari semua bangsa tersebut, yang mendominasi adalah Bangsa Doria. Pada perkembangannya, bangsa Doria mampu menyingkirkan bangsa-bangsa lain yang mempunyai niatan yang sama kecuali Bangsa Ionia. Ekspansi yang diawali bangsa Doria ini pada akhirnya membuat Bangsa Mycenae melakukan eksodus ke berbagai wilayah sekitar.
Meskipun telah disebutkan bahwa Ionia juga melakukan penyerbuan terhadap Bangsa Mycenae, akan tetapi beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa Bangsa Ionia masih memiliki identitas yang sama dengan bangsa Mycenae. Bangsa Ionia muncul setelah terjadinya proses asimilasi dan akulturasi budaya, yang juga tidak menutup kemungkinan adanya percampuran ras antara orang Mycenae dengan orang Asia Kecil. Sebagian Bangsa Mycenae sendiri memutuskan untuk bermigrasi ke daerah Asia Kecil bekas kerajaan Troya pasca penyerangan dari Bangsa Doria ke wilayah Yunani. Selama berada di wilayah Asia Kecil, mereka tetap mempertahankan identitas diri sebagai bangsa Yunani. Perkembangan selanjutnya Bangsa Ionia (Bangsa Mycenae) akhirnya kembali ke tanah air mereka dan memusat di wilayah Athena. Di sana mereka mulai mengembangkan pola pemerintahan Yunani yang baru dan nantinya dapat menyaingi dominasi dari Bangsa Doria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H