Lihat ke Halaman Asli

Kembali

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersama tempias temaram, kutapaki suram tiap jengkal jalan
Meniti sisa-sisa gerimis subuh menuju kota tua
Kota di mana pernah tergantung sebuah harap
Harap yang dalam kesendirian kerap melahap

Meski tak ada sedu, tak bisa kuredam rindu dendam
Tak bisa kulipat rapat luapan renjana tentang gemulaimu
Yang selalu tersaji dalam imaji
Yang terus kembali ke ruas hati setelah kucecerkan di tiap persimpangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline