"Andai a… a… a…, aku jadi orang nomor satu…"
Perhatian: Ini sekedar opini non ilmiah seorang mahasiswa kehutanan tingkat akhir, yang secara tidak sengaja iseng menuangkan mimpinya via kompasiana #HutanIndonesia.
---
Berbicara mengenai perspektif baru dalam politik hijau di negeri tercinta kita ini, tidak jauh berbeda dengan membicarakan masyarakat Indonesia itu sendiri. Kenapa? Karena selama ini kita selalu berpegang teguh pada egosentris manusiawi.
Apakah selama kita hidup di tanah air ini kita tidak pernah menyadari akan jasa penting rimba Nusantara?
Pada pra-kemerdekaan, lihat bagaimana proses kemerdekaan kita dicapai melalui perantara para rimba di seluruh penjuru Nusantara, setiap kegiatan bergerilya, pengasingan dan persembunyian tokoh penting (Kepulauan Banda Neira, rimba Sumatra, dsb.).
Di saat kita menikmati kemerdekaan, lihat jumlah devisa negara yang membumbung tinggi oleh produk kayu yang kita eksploitasi di saat paradigma "Penghambaan terhadap kayu" merajalela.
Kini lihat ke kita, khususnya pribadi kita masing-masing. Apa yang sudah kita lakukan untuk menebus jasa dan manfaat yang telah disediakan oleh rimba Nusantara?
Andai seseorang jadi Presiden di negeri nan indah ini, saya harap dia mampu memberikan sesuatu perubahan nyata di dalam sistem yang terbilang sudah kacau balau ini. Semua yang ada saat ini diprioritaskan berdasarkan urutan antroposentris. Berbeda terbalik dengan Kanada, mungkin bisa dibilang kita ketinggalan 2 dekade untuk hal ini, Sustainable Development.
Alangkah baiknya, untuk menuju kelestarian, diperlukan adanya keseragaman tujuan, lestari secara holistik, bukan sekedar ekonomi, sosial, atau aspek lainnya. Ada baiknya kita mulai dari yang namanya pendidikan. Lihat dan analisa sendiri pengalaman Anda dalam berpendidikan dasar di Indonesia, sangat nyata pendoktrinan dalam penciptaan robot-robot guna memenuhi SDM bermental pekerja, bukan pengelola. Coba kita bisa meniru negara-negara yang telah berkembang seperti Jepang, Jerman, dan lainnya. Bahkan untuk staf pengajar di Taman Kanak-kanak (TK) saja mereka menyediakan profesor-profesor untuk menanamkan nilai kelestarian.