Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zaidan Harits

Seorang Mahasiswa

Gagalnya Terselenggara Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia

Diperbarui: 10 April 2023   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://twitter.com/PSSI

Mimpi Timnas Indonesia untuk bermain di Piala Dunia U-20 harus sirna setelah gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Terdapat beberapa spekulasi yang tersebar di media mengenai penyebab atas pencabutannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA, dimulai dari spekulasi yang mengatakan bahwa kegagalan komunikasi yang terjadi dari pemerintah, PSSI dengan FIFA adalah faktor penyebabnya, Tragedi kerusuhan usai pertandingan antara Arema melawan Persebaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada tanggal  30 Oktober 2022, dan ada juga yang menyatakan bahwa terdapat banyak pihak yang menyuarakan mengenai polemik penolakan keikutsertaan terhadap Timnas Israel dalam ajang tersebut yang berujung FIFA mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2023.

Pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 secara resmi disampaikan oleh FIFA melalui siaran persnya pada Rabu (29/03/2023).

"FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," tulis FIFA dalam situs resmi FIFA.com.

Dalam hal tersebut, Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI berangkat langsung ke kantor FIFA di Zurich , Swiss untuk berkomunikasi langsung dan melakukan segenap cara untuk melobi FIFA terkait pencabutan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Hasil dari upaya tersebut menghasilkan Indonesia terhindar dari sanksi berat, Indonesia hanya diberikan sanksi administrasi oleh FIFA. Yaitu tidak diberikan dulu akses untuk mendapatkan dana dari program FIFA Forward.

Keputusan ini disyukuri oleh Erick Thohir maupun pencinta sepak bola nasional. Pasalnya, jika sampai FIFA memutuskan Indonesia dibekukan (banned) itu akan merugikan sepak bola Indonesia, karena tidak bisa melakukan pertandingan internasional baik di level timnas maupun klub.

Meskipun Piala Dunia tetap tidak bisa diselenggarakan di Indonesia, Erick pun menilai keputusan FIFA ini sebagai kartu kuning bagi sepak bola Indonesia. Ia pun berharap, selanjutnya proses transformasi sepak bola Indonesia bisa berjalan baik. Apalagi FIFA tetap berkomitmen akan membantu proses tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline