Lihat ke Halaman Asli

Jangan Mendidik Anak Cuma Agar Ia Bahagia, tapi Juga...

Diperbarui: 25 Agustus 2017   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Loh, apa-apaan itu? Kok bisa? Judulnya gak mutu nih?" 

"Wah, menyesatkan nih.. Bisa-bisanya ngomong gitu..." 

Duh, bentar ya para pembaca budiman sekalian. Jangan emosi dulu hanya dengan membaca judul di atas.. 

Sabar.. sebentar saya jelaskan ya pelan-pelan.. 

Jadi, begini.

Setiap orang tua, setahu saya, akan menginginkan dan melakukan apa saja untuk kebahagiaan anaknya. Untuk menyenangkan hati anak-anaknya. Saya kira semua orang tua sepakat dengan hal ini. 

Karena itu tak jarang kita akan mendapati orang tua yang suka sekali memberikan barang ataupun makanan kepada anaknya. Berjuang untuk memenuhi semua keinginan si buah hati. 

Setiap ibu, mungkin, tak pernah segan untuk mengorbankan apa saja demi menghapus air mata anaknya yang masih usia tiga tahun. Dalam diri ibu ada sebuah perasaan "tak tega" melihat anaknya ngamuk, nangis kencang, rewel, hanya demi keinginan sebuah mainan. 

Perasaan tak tega yang bercampur saking jengkelnya, malu, ataupun pikiran "sudahlah, cuma mainan doang." Karena memenuhi semua keinginan anak, ternyata tak selamanya adalah tindakan yang tepat. 

Setiap orang tua ingin membahagiakan anaknya. 

Kalau memungkinkan, mungkin, banyak ibu yang tak ingin anaknya menangis. Sedih. Ia hanya ingin anaknya selalu tertawa. Riang gembira. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline