Lihat ke Halaman Asli

zahwa keyza2005

saya hobi bernyanyi

Guru Pelaku Kekerasan Di SMKN 13 Malang Mundur

Diperbarui: 11 Desember 2024   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kasus kekerasan di lingkungan Pendidikan selalu menjadi sorotan tajam public. Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan seorang guru melakukan kekerasan terhadap siswa di SMKN 12 malang tersebar luas di media social. Reaksi public terhadap video tersebut sangat cepat dan keras. Guru yang terlibat dalam insiden tersebut akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Kejadian ini memunculkan banyak pertanyaan tentang bagaimana kekerasan dalam dunia Pendidikan masih terjadi, dampaknya terhadap siswa, dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal serupa di masa depan. Kekerasan di sekolah, baik fisik maupun verbal, adalah masalah serius yang telah berlangsung lama. Banyak factor yang menyebabkan kekerasan ini terjadi, baik dari sisi guru maupun siswa. Guru yang terlibat dalam kekerasan mungkin menghadapi tekanan emosional, kelelahan, atau bahkan frustasi yang terakumulasi akibat tantangan mengajar. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan pembenaran bagi Tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap siswa.

Kekerasan guru terhadap siswa adalah bentuk pelanggaran terhadap kode etik profesionalisme seorang pendidik. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, memberikan bimbingan, dan memberikan teladan yang baik bagi siswa. Ketika seorang guru melakukan kekerasan, ia telah melanggar prinsip-prinsip dasar Pendidikan dan mencoreng cita profesi yang seharusnya mulis. Hal ini juga berdampak negative terhadap perkembangan psikolog dan emosional siswa. Kejadian di SMKN 12 malang ini mencerminkan masalah yang lebih besar dalam system Pendidikan kita, dimana kekerasan masih dianggap sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Di era modern ini, pendekatan Pendidikan yang menggunakan kekerasan fisik atau verbal seharusnya sudah tidak relevan lagi. Banyak metode disiplin yang lebih positif dan efektif yang dapat diterapkan oleh guru, seperti pengajaran dengan pendekatam emosional dan komunikasi yang baik denga siswa.

Kekerasan yang dialami siswa disekolah memiliki dampak jangka Panjang yang sangat berbahaya. Secara psikologis, kekerasan fisik dapat menyebabkan trauma yang mendalam, yang bisa berdampakpada rasa percaya diri dan harga diri siswa. Banyak kasus dimana siswa yang mengalami kekerasan di sekolah mengalami kesulitan belajar, kehilangan minat terhadap Pendidikan, bahkan mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Selain itu, kekerasan di sekolah juga dapat mempengaruhi dinamika social siswa dengan teman-temannya. Siswa yang menjadi korban kekerasan mungkin akan merasa terasing, dikucilkan, atau dianggap lemah oleh teman-teman sekelasnya.

Setelah video kekerasan di SMKN 12 malang menyebar luas, guru yang terlibat memutuskan untuk mengundurkan diri. Langkah ini, meskipun tepat dalam situasi tersebut, tetap memicu berbagai opini public. Sebagian pihak mungkin menganggap bahwa pengunduran diri adalah Langkah awal yang benar karena memberikan rasa keadilan bagi siswa yang menjadi korban, sekaligus menunjukan bahwa kekerasan tidak dapat ditoleransi dalam dunia Pendidikan. Tanggung jawab untuk mencegah kekerasan di sekolah tidak hanya ada di tangan guru, tetapi juga merupakan tanggung jawab sekolah sebagai institusi dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Sekolah harus menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan mendukung bagi seluruh siswa dan staf. Ini dapat dimulai dengan penerapan kebijakan nol toleransi terhadap kekerasan dan memberikan pelatihan intensif kepada guru tentang cara mendisiplinkan siswa tanpa kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline