Bapak. Seorang yang ku sayangi setelah almarhumah ibu. Seorang yang begitu keras kepada anak-anaknya. Tegas tepatnya.
Bapak sudah tidak memiliki ayah dan ibu sejak kecil. Hanya diasuh oleh saudara dari ayah dan ibunya. Sebut saja namanya Mbah Kaum.
Mbah Kaum ini seorang yang menjadi tokoh agama di dusunku. Sosoknya tenang. Tetapi beliau sudah meninggal tatkala aku masih usia Sekolah Dasar.
Kembali kepada cerita bapak. Bapak memiliki tiga kakak laki-laki. Semua juga diasuh oleh Mbah Kaum.
***
"Bapakmu dulu kalau belajar itu rajin. Mencari penerangan kemudian membaca buku..", cerita pakdhe Subardi.
Pakdhe Subardi ini kakak laki-laki nomer tiga bapak. Beliau satu-satunya kakak dari bapak yang masih hidup sekarang ini.
Pakdhe menceritakan pada waktu itu mereka belajar dan bersekolah di Yogyakarta. Di PGA. Dan ngekos. Kos-kosannya diberi nama Kos Kere. Kos khusus mereka dan teman-teman yang kurang mampu.
Untuk ke kota Yogyakarta saja hanya nunut truk atau ngepit (bersepeda). Kondisi jalan masih gronjal. Berbatu dan belum aspal. Bahkan tak jarang sampai kebanan (ban bocor) di jalan.
***
"Bapak itu selalu belajar. Tidak pernah nonton TV..", cerita bapak waktu aku masih usia Sekolah Dasar.