Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mutoharoh

Semua orang adalah guruku

Persembahan untuk Bapak

Diperbarui: 11 Mei 2022   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Nur Khamidah

Ku pegang piala pertamaku ini. Ya, kemarin aku mengikuti lomba tenis meja untuk tunanetra di sekolahan. Lomba ini diikuti semua Sekolah Luar Biasa di kabupaten Gunungkidul.

Jenis perlombaannya macam-macam. Ada lari 100 meter untuk tunanetra putra dan putri. Lomba bocce untuk tunagrahita. Lomba lompat jauh dan badminton untuk tunarungu. Dan ada beberapa cabang perlombaan lainnya.

Beberapa hari sebelum perlombaan, aku dan teman-temanku yang tunanetra berlatih tenis meja. Kami dibimbing oleh pak Agus. Beliau adalah guru olahraga di sekolahku.

"Pegang betnya seperti ini ya, Sas..", kata pak Agus seraya memberikan contoh kepadaku.

Pak Agus memberikan contoh dengan memegangkan bet itu di tanganku. Karena aku tak bisa melihat. Pak Agus melatihku agar benar dalam memegang bet.

"Kemudian nanti ketika akan mulai pertandingan, kamu memukulkan bet di lapangan tenis meja ini satu kali agar di dengar oleh lawanmu..".

Ku dengarkan penjelasan dari pak Agus. Sementara Sasa, Sintia dan Elsa menunggu giliran dijelaskan dan diajari langsung oleh beliau.

"Nanti yang menjadi lawanmu akan menjawab dengan memukulkan betnya juga..", lanjut beliau.

"Dan perlu diingat. Ketika servis bola harus memantul ke dinding lapangannya sendiri hanya satu kali. Tidak boleh memantul lebih dari satu kali..", lanjut pak Agus.

Pak Agus melanjutkan penjelasan lainnya. Diantaranya tidak boleh memegang pinggiran lapangan tenis meja. Bola tidak boleh mengenai net.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline