Kepala Sekolah. Itu jabatanmu, pak. Di sekolah ternama di kota ini. Siapa tak mengenalmu? Tak ada yang tak mengenalmu.
"Ayahmu hebat, Gung.. Menjadi Kepala Sekolah berprestasi..", kata Dewo kepadaku.
Kami berteman sejak kecil. Bersekolahpun di tempat yang sama. Sejak TK hingga SMP ini. Di rumah bermain bersama. Di sekolah juga.
Memang bapak kemarin mendapatkan prestasi di tingkat propinsi. Sebagai Kepala Sekolah SMA terbaik. Kalau menurut ibuku, besok bapak akan mewakili propinsi untuk maju ke tingkat nasional.
Aku hanya diam mendengar ucapan Dewo. Rasa kagumnya kepada bapak tampak terlihat jelas. Ya, aku memang bangga. Tapi...
***
"Pak, boleh tidak aku nanti tidak bersekolah di tempat bapak?", tanyaku kepada bapak.
Saat itu aku, adik, ibu dan bapak berkumpul di ruang keluarga. Ya, bapak tadi pagi baru saja sampai rumah. Setelah lemburan di sekolah. Untuk persiapan lomba tingkat nasional.
Bapak yang saat itu sedang membaca surat kabar segera mengalihkan pandangannya kepadaku. Kemudian bapak melipat surat kabar itu.
"Kamu mau sekolah di mana to, le?", tanya bapak.
"Pondok, pak..", jawabku pasti.