Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mutoharoh

Semua orang adalah guruku

Pitulasan

Diperbarui: 4 Agustus 2021   04:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggal 3 Agustus 2021

Namaku Nanda Agustina. Aku biasa dipanggil Nanda. Sekarang kelas enam. Sebentar lagi lulus SD dan masuk SMP.

Aku menandai kalender di kamar. Begitu cepat waktu berlalu. Sudah satu kali Agustus terlewati di masa pandemi. Bulan Agustus tahun 2020 sangat berbeda dengan bulan Agustus pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini juga akan sama dengan tahun 2020.

Betapa tidak. Kegiatan belajar di sekolah berpindah di rumah. Gurunya tidak hanya bapak dan ibu guru di sekolah. Tapi juga bapak, ibu dan mbak Yunisa, kakaknya. Juga bulik Nika yang seorang guru, sering datang ke rumah untuk menemaniku belajar. 

Setiap belajar ya secara bergantian menemani aku belajar. Ibu dan bapak tentu saja lebih berpengalaman. Tapi seiring perkembangan zaman, materi yang dipelajari mereka sangat berbeda denganku. Sekarang harus mencari informasi melalui internet. Ibu dan bapak gaptek kalau urusan seperti ini.

"Jenenge internet ki kepiye, ibu dan bapak ki gak mudheng.. gak paham..", keluh ibu.

Ya, aku paham sih. Pada zamannya kan ibu dan bapak tidak begitu kenal internet.

"Isane ya cuma telepon sama sms thok kok ya, ndhuk..", lanjut ibu.

"Sing penting ibu karo bapak ngragati kowe sekolah ya, ndhuk.. Ibu bapak ndukung kowe sekolah dhuwur.. Kowe sinau sing sregep, ben isa ngangkat derajatmu karo derajate wong tuwamu..", sahut bapak.

Aku menganggukkan kepalaku. 

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline