Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mutoharoh

Semua orang adalah guruku

Tenda Kemah

Diperbarui: 15 Juni 2021   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mita memandang tenda pink di depannya. Dia baru saja selesai memasang tenda idamannya itu. Raut wajahnya terlihat gembira, meski juga terlihat lelah. Karena memasang sendirian.

"Kalau mau membeli tenda, ya kamu harus menabung, Mit..", kata ibu saat Mita merengek minta dibelikan tenda seperti milik Lisa, sahabatnya.

"Kurangi jajanmu. Kumpulkan sedikit demi sedikit..", lanjut ibu.

Mita duduk diam di kursi ruang keluarga. Ibu bangkit kemudian menuju ke belakang.

"Ini, ada kaleng untuk menabung, Mit. Coba disisihkan dari uang jajan yang ibu dan bapak berikan setiap hari. Bisa seribu rupiah. Dua ribu rupiah. Atau berapapun yang kamu mampu menabung..", kata ibu sambil menyerahkan kaleng kepada Mita.

Mita menerima kaleng itu dengan agak berat hai. Bagamana bisa dia mengurangi jajannya. 

"Ah, ibu..", batin Mita.

***

Setiap hari Mita memasukkan receh demi receh ke kaleng. Dia akhirnya rela menyisihkan demi mendapatkan barang impiannya. Tenda pink. Kaleng tabungannya disimpankan oleh ibu.

Hari demi hari Mita menyisihkan dua ribu rupiah dari uang lima ribu yang diberikan ibu setiap harinya.

Tak terasa telah enam puluh hari Mita mengumpulkan receh demi receh. Mita menghitungnya. Kira-kira enam puluh hari dikalikan dua ribu rupiah. Sudah banyak. Seratus dua puluh ribu rupiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline