Bulan Desember. Hari Ibu. Tahun yang lalu masih ada ibu di sini. Dalam diamnya, ia sangat mencintai keluarganya. Suami, anak, cucu-cucunya, dan keluarga adik juga kakaknya.
"Gek shalat, Mon..", kata ibu kepada mas Mon, anak dari kakaknya. Kalau aku memanggilnya pakdhe Manto. Pakdhe Manto ini satu-satunya kakaknya ibu.
Mas Mon kadang "nyambut gawe" di rumah kami. Sebagai tukang yang cukup mumpuni. Selalu banyak yang pesen untuk memperbaiki rumah atau membangun rumah orang-orang di daerah kami.
"Nggih, bulik.. Nanti..", kata mas Mon. Mas Mon malah melanjutkan ngrokoknya.
Mas Mon memang hanya kadang-kadang mau shalat. Selebihnya ya kalau ingat.
"Ora sembrono lho, le..", ucap ibu yang duduk di kursi rodanya.
"Didongakke bapak karo ibune..", lanjut ibu.
Ibu memang sering mengingatkan siapapun untuk shalat ataupun puasa. Anak, suami, cucu. Termasuk keponakan-keponakan seperti mas Mon ini.
Mas Mon hanya nyengir mendengar kalimat itu. Tetap masih melanjutkan ngrokoknya.
***
"Aku ki nek kelingan bulik ki piye ngono rasane, dik..", kata mas Mon suatu hari setelah kepergian almarhumah ibu.