Lihat ke Halaman Asli

Zahro Varisna

Dosen - Psikolog

Menciptakan Worklife Balance pada Ibu yang Bekerja dari Rumah, Bisakah?

Diperbarui: 29 Mei 2022   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu bekerja dari rumah (Sumber gambar dari Kompas.com)

Seorang ibu adalah madrasatul ula atau tempat belajar anak yang pertama dan utama. Sebagai tempat belajar utama bagi anak-anaknya, ibu dituntut untuk hadir penuh dan utuh menemani setiap tahap perkembangan buah hatinya.

Ibu dianggap menjadi tokoh sentral dan seakan diwajibkan oleh dirinya sendiri untuk berlaku sebaik mungkin kepada anaknya. 

Proses tersebut berlangsung sejak sang ibu tersebut masih remaja bahkan kanak-kanak, karena melihat pola asuh yang biasa terjadi dalam hidupnya. 

Para perempuan seolah diharuskan untuk selalu hadir setiap waktu dan bertanggung jawab penuh terhadap anaknya. Lihatlah ketika anak kurus, atau mungkin terlambat bicara, orang yang pertama kali disalahkan biasanya adalah ibunya.

Para perempuan yang menganggap tanggung jawabnya demikian dan kurang dapat memenuhi hal tersebut, biasanya menjadi menyalahkan dirinya sendiri. 

Ketika seorang ibu menyalahkan diri sendiri, maka akan berdampak pada pengasuhannya kepada anaknya. Seorang ibu cenderung akan marah-marah, mungkin menutup diri, kurang peduli pada anaknya, maupun hal-hal yang cenderung toxic lainnya.

Seorang ibu, selain harus membagi waktu untuk anak-anaknya, ia juga harus membagi waktu untuk suaminya. Belum lagi ketika ibu tersebut masih tinggal satu rumah dengan mertua ataupun orangtua, tentu peran yang dijalaninya menjadi semakin banyak. Hal tersebut tentu juga berdampak pada kesehatan mental sang ibu.

Membicarakan peran ibu tentu tidak akan habis karena pentingnya peran ibu dalam kehidupan seorang anak. 

Selain seorang ibu yang hanya berperan di ranah domestik, era dewasa ini juga bertambah banyak ibu yang bekerja di ranah publik. 

Ibu yang bekerja di luar rumah menjadi mempunyai kewajiban ganda/double burden. Ibu yang bekerja di ranah publik/luar rumah tetap diwajibkan bertanggungjawab pula terhadap area domestik terutama kepada anak dan suaminya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline