Lihat ke Halaman Asli

Roghibatur

mahasiswa aktif STAI Al-Anwar

Dilpomasi dan Identitas Nasional: Peran Indonesia dalam Menyelesaikan Konflik Iran-Israel

Diperbarui: 2 Mei 2024   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DIPLOMASI DAN IDENTITAS NASIONAL : PERAN INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK IRAN-ISRAEL

Roghibatur Zahroul A’ini

Diplomasi publik telah berkembang pesat dipicu oleh kenyataan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam jalur pertama telah gagal mengatasi konflik antarnegara. Sehingga diplomasi publik menjadi cara alternatif untuk menyelasaikan konflik-konflik antarnegara. ( Donald ).

Siapa yang tidak mengetahui konflik yang terjadi antara Iran dan Israel saat ini?. Konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan telah menjadi salah satu konflik terpanjang di Timur Tengah ini, telah membuat beberapa negara ikut terkena dampaknya, khususnya kawasan Timur Tengah. Dalam situasi ini, Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan anggota aktif dalam organisasi internasional, memiliki peran penting dalam meredam eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel.

Dengan adanya konflik antara Iran dan Israel yang telah memanas sejak lama dan baru-baru ini mencapai titik kritis dengan serangan militer Iran terhadap Israel. Serangan ini merupakan balasan atas tindakan Israel yang menyerang Kantor Konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Sehingga tingkat eskalasi konflik ini berpotensi memicu perang terbuka yang dapat menganggu stabilitas dan perekonomian global, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, de eskalasi adalah target Indonesia terkait ketegangan diantara Iran dan Israel.

Dalam menghadapi situasi ini, Indonesia menerapkan pendekatan diplomasi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip perdamaian dan keadilan internasional. Melalui petemuan tingkat tinggi, kunjungan diplomatik, dan forum internasional, Indonesia berusaha memperkuat hubungan dengan kedua negara dan mempromosikan dialog konstuktif. Karena fungsi utama dari diplomasi sendiri adalah negoisasi dan ruang lingkup diplomasi adalah menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan menjamin kepentingan-kepentingan negara melalui negoisasi yang sukses.

Sejalan dengan prinsip yang diterapkan oleh Indonesia, menurut Lippman Walter dalam bukunya Publik opinion, berpendapat bahwa diplomasi juga sangat berhubungan dengan pembentukan citra suatu negara, citra dapat dinyatakan secara singkat sebagai “gambaran dalam benak kita”. Lippman berpendapat bahwa citra ini seringkali tidak sepenuhnya akurat atau lengkap, dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meski demikian, citra ini sangat penting karena membantu kita membuat keputusan dan membentuk opini kita tentang berbagai isu. Oleh sebab itu, dengan adanya diplomasi publik, Indonesia dapat meningkatkan citra negara yang berkomitmen pada perdamaian dan stabilitas global.

Selain menerapkan sistem diplomasi dalam menghadapi konflik Timur Tengah, Indonesia juga menerapkan sistem identitas nasional. Dalam sebuah buku yang berjudul Buku Refrensi Identitas Nasional di Era Globalisasi yang di tulis oleh Dr. H. Kuswanto, terdapat beberapa pendapat, salah satunya adalah Koenta Wibisono tentang identitas nasional. Dalam buku tersebut, Koenta Wibisono berpendapat bahwa “Identitas Nasional adalah manifestasinilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada aspek kehidupan sebuah bangsa (nasion) dengan ciri khasnya, yang membuat berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupanya”. Dengan kata lain, identitas nasional adalah ekspresi dari nilai-nilai budaya yang unik dan spesifik yang muncul dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa. Nilai-nilai ini tumbuh dan berkembang seiring waktu dan menjadi bagian integral dari identitas suatu bangsa. Oleh karena itu, Identitas nasional Indonesia berakar pada Pancasila, yang mencerminkan nilai-nilai mulia. Karena sebagai negara yang dikenal moderat, Indonesia dapat menunjukkan contoh bagaimana masyarakat yang beragam dapat hidup bersama dalam damai dan harmoni.

Untuk itu, Indonesia memiliki peran yang penting dalam menciptakan perdamaian, salah satunya adalah dapat memanfaatkan keanggotaannya di Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan hubungannya yang kuat dengan negara-negara muslim lainnya untuk memperjuangkan dialog damai dan solusi yang berkelanjutan dalam konflik ini. Selain itu, Indonesia juga ikut kontribusi dalam membantu rakyat Palestina yang menjadi korban konflik Gaza yang menyulut perang antara Iran dan Israel dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan, serta dapat mempromosikan pertukaran budaya dan pendidikan antara Iran dan Israel. Tujuannya adalah untuk membangun pemahaman dan rasa hormat bersama antara masyarakat Iran dan Israel, dan masih banyak lagi peran yang dilakukan oleh Indonesia dalam de eskalasi ini.

Sebagai negara yang netral dan tidak terlibat langsung dalam konflik, Indonesia dianggap sebagai mediator yang dapat dipercaya oleh kedua belah pihak untuk membantu mencapai kesepakatan damai agar konflik yang terjadi dapat terhindarkan. Dengan demikan, baik diplomasi maupun identitas nasional, keduanya sama-sama penting bagi Indonesia dalam menghadapi eskalasi konflik internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline