Pada dasarnya, tolong menolong merupakan sunnatullah yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan pertolongan dan interaksi dengan orang lain.
Dengan sikap saling tolong menolong selain dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan meringankan beban, tolong menolong juga meningkatkan solidaritas kita terhadap orang lain.
Terutama di zaman sekarang yang serba canggih ini, mayoritas manusia lalai akan sikap tolong menolong ke sesama manusia itu sendiri, terutama sikap tolong menolong dalam kebaikan.
Sering sekali ditemukannya sikap manusia yang egois seperti selalu mementingkan kepentingannya sendiri tanpa berpikir apakah itu akan menyakiti hati dan apakah itu akan berdampak negatif ke orang lain dan juga terutama enggan untuk membantu saudaranya sendiri ketika mengalami kesusahan.
Padahal sudah seharusnya kita sebagai manusia harus saling tolong menolong tanpa mediskriminasi ras, agama, maupun suku yang berbeda.
Dalam Pandangan Islam sendiri, tolong menolong (ta'awun) sudah menjadi hal yang wajar dan sudah disebutkan beberapa kali di dalam ayat Al-Qur'an. Contohnya pada Q.S al-Maidah ayat 2. Di dalam ayat tersebut Allah SWT mengajak manusia untuk memupuk rasa saling tolong menolong dalam kebaikann dengan beriringan ketaqwaan kepada-Nya.
Sebab, di dalam ketaqwaan terdapat ridha dari Allah. Barang siapa memadukan antara ridha Allah dan ridha manusia, sungguh kebahagiaannya sudah sempurna dan kenikmatan baginya sudah melimpah. Allah melarang manusia dari saling bahu membahu di dalam kebatilan dan tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan keharaman.
Selain tolong menolong, Islam juga mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat baik antara yang satu dengan yang lain. Sebab, perbuatan baik apapun yang kita kerjakan akan kembali kepada kita sendiri.
Selain Q.S al-Maidah, sikap tolong menolong juga terdapat pada Q.S al-Anfal ayat 73 di dalam surat tersebut diceritakan bahwa diwaktu turunnya surah ini terdapat kaum musyrikin dan Yahudi.
Orang Yahudi sendiri mengadakan persekutuan dengan kaum Musyrikin dan menolong mereka dalam menghadapi kaum Muslimin, bahkan kerap kali menghianati perjanjian sehingga mereka diperangi oleh kaum Muslimin dan diusir dari Khaibar keluar kota Madinah.
Tolong menolong (ta'awun) dalam kebaikan sendiri juga memiliki hikmah, diantaranya, (1) Dapat lebih mempererat tali persaudaraan. (2) Menciptakan hidup yang tentram dan harmonis. (3) Menumbuhkan rasa gotong royong antar sesama umat.