Jenuh dalam belajar adalah salah satu hal yang wajar dialami oleh para individu yang menjalankan aktivitas yang dimana dinamakan belajar. Belajar sendiri memiliki pengertian aktivitas yang dilakukan yang bertujuan untuk mengembangkan diri, eksplorasi, dan menggabungkan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya dengan pengetahuan baru yang baru saja ia gali atau pelajari.
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan kepandaian. Belajar menurut Baharuddin (dalam Afandi et al., n.d.) belajar adalah aktivitas dimana seseorang ingin mendapatkan perubahan dari pengalaman-pengalaman dan pelatihan-pelatihan.
Definisi lain dikemukakan oleh Spears, dimana ia mengemukakan bahwasannya belajar adalah sebuah skema yang dimana dapat terdiri dari membaca, mengamati, mencoba sesuatu sendiri, menginisiasi, mendengarkan dan mengikuti petunjuk. Pengertian belajar menurut Robbins adalah suatu penggambungan antara pengetahuan yang sudah didapat dan diketahui serta dipahami dengan pengetahuan yang baru ia dapat. Dalam belajar sendiri setiap individu memiliki caranya sendiri untuk menangkap materi atau informasi dengan baik.
Cara belajar orang ini merupakan salah satu penentu bagaimana mereka bisa fokus dalam mengerjakan hal yang sedang ia kerjakan saat itu hingga selesai tanpa adanya gangguan. Cara belajar juga menentukan kualitas materi pembelajaran yang masuk ke dalam otak agar disimpan dan dijadikan informasi ke depannya dalam jangka waktu panjang.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh setiap individu juga berbeda-beda, ada yang bisa menggunakan metode menghafal, metode dimana suasana harus tenang dan sepi, dan banyak lagi lainnya. Kefektifan belajar perorangan tidak bisa dinilai dan dilihat secara sama rata, namun setiap metode pembelajaran memiliki bagian yang membosankan. Rasa bosan ini biasanya akan muncul jika individu sudah kelelahan, burn out secara psikis dan fisik, dan sudah tidak ada lagi minat dalam mengerjakan.
Banyak cara untuk mengatasi kejenuhan dalam mengerjakan tugas, salah satunya yang akan dibahas dalam artikel ini adalah dengan mendengarkan musik klasik. Musik klasik memiliki pengertian sebagai sebuah ciptaan melodi dan bunyi-bunyi mengenai rasa, karsa manusia yang indah.
Melodi yang dihasilkan dpat membangkitkan emosi dan dapat membuat suasana hati menjadi bahagia, menghilangkan stress, pengiring selama proses pembelajaran dan dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri (Asmaravan et al., 2018). Musik klasik adalah musik masa lampau yang selalu memperhatikan tata tertib penyajiannya. Musik klasik secara luas merupakan istilah mengenai musik yang di buat atau berasal dari budaya barat yang lahir dari tahun 1750-1825.
Lalu apakah musik klasik efektif dalam menurunkan kejenuhan dalam belajar? Dalam beberapa penelitian mengatakan (Novian & Kurniawan, 2016) bahwa musik klasik efektif menurunkan. Dalam penelitian lainnya (Andita & Desyandri, 2019) menjelaskan bahwa musik klasik berjenis baraque string efektif dalam meningkatkan konsentrasi dalam membaca, sedangkan musik klasik dan baraque jika di desain secara khusus dapat meningkatkan konsentrasi dan keinginan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa musik klasik berpotensi menurunkan kejenuhan dalam belajar.
Referensi:
Afandi, M., Evi Chamalah, Mp., Oktarina Puspita Wardani, Mp., Pengantar, Mp., Gunarto, H., & Model Dan Metode Pembelajaran, Mh. (N.D.). ().
Andita, C. D., & Desyandri, D. (2019). Pengaruh Penggunaan Musik Terhadap Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(3), 205--209. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V1i3.50