Lihat ke Halaman Asli

Zahrina Masthura

Department of International Relations - UIN Syarif Hidayatullah

Analisa Peran dan Keterlibatan OAS dalam Mengatasi Konflik Venezuela Periode 2014-2019

Diperbarui: 28 Mei 2020   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

PENGANTAR

Regionalisme di antara Negara-Negara di dunia telah menjadi hal yang lazim di masa ini. Dalam hubungan regionalisme kerjasama yang terjalin antar Negara bukan tidak mungkin membawa dampak yang positif dan negatif bagi mereka. Selain bentuk kerjasama bilateral dan multilateral terdapat pula Organisasi Internasional yang menjadi wadah bagi Negara-Negara untuk menjalin kerjasama satu sama lain. Melalui Organisasi Internasional pula beberapa Negara mulai berkembang baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan dengan mendapat mitra kerjasama yang menguntungkan dan dapat membantu mereka saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana, krisis ekonomi, kepentingan nasional mendesak dan lain sebagainya.

Sebagian besar Negara-negara Amerika Latin kini telah merdeka, dan memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Namun Amerika Latin tidaklah jauh dari Amerika Serikat, Negara yang pernah menjadi Negara Super power dan dikenal hampir di seluruh penjuru dunia. Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) yang banyak berkontribusi dalam bidang keamanan antar Negara-negara di Benua Amerika, juga menjadi simbol kerjasama, kontribusi positif, semangat solidaritas, keadilan, integrasi teritorial dan kedaulatan mereka. Mengapa Amerika Serikat memberi perhatian besar bagi Negara-negara di Amerika Latin? Salah satunya adalah sebab ketergantungan di antara keduanya. Amerika latin terkenal dengan pengekspor minyak terbesar terhadap Amerika Serikat yang menciptakan ketergantungan tinggi terhadap minyak Amerika Latin. Tidak hanya dalam bidang hasil mineral, ekonomi Amerika Latin memberikan pengaruh bagi kepentingan perdagangan bebas Amerika Serikat. Amerika Latin bisa menjadi pasar potensial bagi Amerika Serikat. Serta hasil perkebunan, kayu dan pertanian Amerika Latin, merupakan salah satu yang terbesar. Dengan kekuatan ekonomi serta hasil mineral yang dimiliki kawasan, Amerika Latin menjadi sebuah kekuatan yang diperhitungkan dalam ekonomi dan politik dunia. sehingga faktor ini yang menjadi inti utama kepentingan terhadap fungsi kawasan Amerika Latin bagi Amerika Serikat.

Salah satu permasalahan pelik yang kini menimpa kawasan Amerika Latin bukan hanya mengenai bagaimana Amerika Serikat memegang peranan besar di wilayah Negara mereka melainkan juga timbulnya krisis akibat harga minyak yang anjlok pada tahun 2014. Negara yang terpapar dampak terbesar dari peristiwa ini di Amerika Latin adalah Venezuela. Sementara Negara-negara di luar benua Amerika sebagai mana dikutip dari Standard and Poor memaparkan bagaimana rendahnya harga minyak mentah dunia berakibat negatif pada perekonomian Arab Saudi, Oman, Bahrain, Brasil dan Kazakhstan. Turunnya harga minyak mentah dari yang awalnya lebih dari US$ 100 menjadi US$ 30 menjadi alasannya. (Liputan6.com, 2016)

Menurut data Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tahun 2015, Venezuela terbukti memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia, yakni mencapai 300 miliar barrel. Angka ini melampaui Arab Saudi (266 miliar barrel), Iran (158 miliar barrel), dan Irak (142 miliar barrel). Ini membuat mantan Presiden mendiang Hugo Chavez menempatkan minyak sebagai jantung ekonomi negara itu. Sekitar 90 persen ekspor dan separuh penerimaan negara Venezuela berasal dari minyak. Ketika harga minyak anjlok dari 115 dollar AS per barrel menjadi separuhnya pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Venezuela anjlok 10 persen.

Venezuela mengalami krisis yang cukup mengerikan dimana ekonomi benar-benar anjlok dan terpuruk, Menurut data Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tahun 2015, Venezuela terbukti memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia, yakni mencapai 300 miliar barrel. Angka ini melampaui Arab Saudi (266 miliar barrel), Iran (158 miliar barrel), dan Irak (142 miliar barrel). Ini membuat mantan Presiden mendiang Hugo Chavez menempatkan minyak sebagai jantung ekonomi negara itu. Sekitar 90 persen ekspor dan separuh penerimaan negara Venezuela berasal dari minyak. Ketika harga minyak anjlok dari 115 dollar AS per barrel menjadi separuhnya pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Venezuela anjlok 10 persen. (Setiawan, 2017) Venezuela mengalami ketergantungan tinggi pada minyak bumi karena cadangan minyak yang berlimpah namun hal ini malah membawa dampak buruk bagi mereka terlebih saat harga minyak dunia turun drastis. Kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah dirasa semakin memperparah kondisi ini. Inflasi melonjak tajam,nilai mata uang turun drastic,bahan makanan pokok menjadi luar biasa mahal, subsidi masyarakat dicabut. Di tengah krisis, banyak warga memilih meninggalkan negara tersebut. (Tribun Jabar, 2018) Berbondong-bondong keluar dari Venezuela ke Negara lain demi mancari pertolongan akibat krisis yang menimpa mereka.

Krisis Venezuela

Krisis yang menimpa Venezuela sejak 2014 akibat harga minyak bumi yang merosot tajam menjadikan Venezuela menderita kelumpuhan ekonomi, inflasi, mata uang yang jatuh, hutang luar negeri bahkan kehidupan rakyat yang memburuk. Warga kesulitan membeli bahan makanan dan kebutuhan pokok sehari-hari karena harga yang sangat mahal tidak terjangkau bagi mereka. Peredaran dolar di pasar gelap mengakibatkan inflasi karena Pemerintah pernah membuat kebijakan melarang menukar dollar secara bebas dan hanya bisa dilakukan kalangan tertentu yang berkepentingan.

Kebijakan ekonomi populis yang tidak mempertimbangkan pengelolaan negara yang baik telah membawa Venezuela di bawah Hugo Chavez gagal membawa Venezuela yang kaya minyak ke arah pemerataan kesejahteraan. Ketergantungan pada ekspor minyak, utang luar negeri dan komoditi impor telah memperburuk kondisi ekonomi domestik. (Nainggolan, 2018) Karena merasa tidak tahan dengan kondisi di negaranya warga Venezuela melakukan eksodus ke Negara-negara tetangga Venezuela bahkan lebih jauh. Setiap harinya tak kurang dari 5.000 warga yang angkat kaki meninggalkan negerinya untuk menyelamatkan diri dari krisis ekonomi dan kemanusiaan yang menerpa negara yang kaya minyak itu.

Menurut Laporan PBB, dari 32,4 juta jumlah penduduk Venezuela, lebih 2,3 juta (7%), telah mengungsi akibat krisis ekonomi dan politik. Negeri ini menghadapi migrasi penduduk yang masif. Dalam beberapa tahun belakangan, ratusan ribu penduduk Venezuela telah melarikan diri ke berbagai negara, melewati perbatasan dan mengungsi di tenda-tenda di Kolombia, Meksiko, Ekuador, Peru, Brasilia, Chili, dan Argentina.

Analisa Peran dan Keterlibatan OAS 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline