Lihat ke Halaman Asli

Zahra Zahra

mahasiswa

Peran Akidah dalam Membentuk Akhlak Islami bagi Seorang Muslim

Diperbarui: 10 November 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


A. PENDAHULUAN
Kata "aqidah" (Aqidah) berasal dari akar kata Arab "ayn, qaf, dan dal, yang
membentuk kata al-‘aqd, yang berarti menggabungkan atau menghimpun. Kata “aqidah”
didefinisikan dalam kamus Al-Munjid sebagai ikatan, janji, atau gagap (lidah). Akidah
digambarkan dalam surah Al-Baqarah ayat 256 sebagai iman, dan iman digambarkan sebagai
tali yang kuat. Akidah harus ditanamkan di dalam diri sendiri sampai mengakar di hati
sehingga kita memiliki ikatan yang kuat dengan Allah SWT. Akidah orang yang beriman
kepada Allah SWT pasti kuat.
Pemahaman yang mendalam tentang aqidah akhlak menjadi semakin penting dalam
masyarakat modern, yang sering kali diwarnai oleh degradasi moral dan nilai-nilai etika.
Untuk membangun karakter dan identitas yang sesuai dengan ajaran Islam, diperlukan
landasan yang kokoh karena banyak individu yang kehilangan arah dalam berperilaku.
Selain itu, aqidah akhlak berperan dalam menciptakan keharmonisan dalam kehidupan sosial.
Individu yang memiliki aqidah yang benar akan lebih mudah mengembangkan akhlak yang
baik seperti jujur, empati, dan tanggung jawab. Ketika setiap anggota masyarakat menganut
prinsip-prinsip moral , akan tercipta lingkungan yang lebih baik, aman, dan damai. Hal ini
bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
B. PEMBAHASAN
A. Hubungan akidah dengan akhlak dalam islam
Akidah secara bahasa menggambarkan sesuatu yang diyakini dengan kuat, tidak mudah
goyah, dan menjadi dasar dalam keyakinan atau kepercayaan seseorang. Kata "akidah"
berasal dari kata Arab "aqada", yang berarti "mengikat" atau "menghubungkan dengan kuat."
Menurut istilah, akidah adalah kepercayaan yang dianut oleh orang-orang yang beriman atau
tali yang mengokohkan hubungan mereka dengan Allah. Tali itu adalah lailaha illä Allah,
Muhammad Rasûlullah (tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah). Tali
ini sangat kuat di dalam hati sehingga menjadi kuat dan meresap ke dalam kesadaran
beragama mereka setiap saat. Ada akidah yang kokoh dan tidak dapat dipecahkan, ada yang
longgar, dan ada pula yang dapat dipecahkan.
Dengan kata lain, Aqidah adalah sesuatu yang harus dibenarkan di dalam hati sehingga dapat
menghasilkan jiwa yang tenang dan teguh yang tidak terpengaruh oleh keraguan dan
keyakinan yang tidak ragu-ragu. Aqidah adalah pengawasan dan pemandu yang tepat yang
dapat mengatur dan mengarahkan setiap langkah dan tindakan manusia. Segala sesuatu yang
muncul dari dalam jiwa manusia, baik berupa kata-kata, tindakan, gerak, dan langkah hingga
getaran-getaran yang menggema di dalam hati seseorang, sangat bergantung pada kekuatan
dan ketegaran aqidahnya. Bahkan perjalanan khayal dalam pikiran seseorang sangat
dipengaruhi oleh alat pengawasan yang sangat penting. Akibatnya, aqidah adalah inti dari
semua tindakan manusia. Semua gerakan dan langkah yang dibuat olehnya akan rusak jika
terjadi sedikit ketidaksesuaian atau kesalahan.
Aqidah yang dimiliki umat islam lah yang paling benar adalah dengan melihat kisah para
Nabi dan Rasul dengan apa yang diajarkan kepada ummatnya, Allah Swt.Beberapa definisi
tentang Aqidah di antaranya sebagai berikut:
A. Menurut bahasa Indonesia, "aqidah" berasal dari kata "عقد", yang berarti ikatan.
Aqidah adalah keyakinan yang dapat dipegang oleh seseorang. Jika seseorang disebut
memiliki aqidah yang baik, itu berarti dia memiliki keyakinan yang teguh kepada
Tuhannya tanpa keraguan. Namun menurut Syara', aqidah adalah keimanan
(kepercayaan) yang teguh kepada Allah Swt., malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, dan hari akhir, serta kepercayaan pada qadar (takdir) baik dan buruk. Inilah
yang kemudian dikenal sebagai rukun iman.
B. Istilah “aqidah” berasal dari bahasa Arab, dari kata “al-’aqdu” yang berarti ikatan, “al-
tautsiqu” yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, “ al-ihkamu” yang
berarti mengokohkan,” dan “ar -rabhtu biquwwah" yang berarti mengikat dengan
kuat. Namun, menurut istilah (terminologi): “aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak dapat didiskusikan bagi orang yang meyakininya.”
C. Aqidah, yang berasal dari bahasa Arab dalam bentuk Masdar, yakni 'aqada ya'qidu
'aqdan 'aqidatan, yang artinya simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh,
secara teknis berarti iman, kepercayaan, dan keyakinan. Keyakinan ini pasti ada di
dalam hati setiap orang, jadi yang dimaksud dengan aqidah adalah keyakinan yang
teguh.
Aqidah secara umum adalah kepercayaan, keimanan, dan keyakinan yang mendalam
yang direalisasikan dan diperbolehkan dalam perbuatannya. Aqidah seperti pondasi yang
kokoh untuk bangunan berikutnya agar tidak mudah goyah dan runtuh. Islam yang benar,
menyeluruh, dan sempurna adalah istilah bangunan yang digunakan dalam diskusi ini.
Aqidah adalah dasar ajaran Islam, yang berasal dari al-Qur'an dan sunnah Rasul. Aqidah
mengikat seorang Muslim untuk mematuhi dan taat pada hukum Islam. Oleh karena itu,
menjadi seorang muslim berarti meyakini dan menjalankan apa pun yang dia yakini, dan
menjalani hidup berdasarkan ajaran Islam sebagai dasar.
Aqidah didefinisikan oleh Abu Bakar Jabir al Jazairy sebagai kumpulan kebenaran yang
dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran
ada di dalam hati manusia dan diyakini benar dan ada. Setiap hal yang bertentangan dengan
kebenaran ditolak. Aqidah adalah perkara-perkara yang dibenarkan oleh jiwa yang membuat
hati tenang dan menjadi keyakinan pemiliknya (manusia) tanpa keraguan atau kebimbangan.
Bisa juga diartikan sebagai keharusan, keyakinan, dan ketetapan secara etimologis.
Berdasarkan pengertian serta sumber hukumnya, maka aqidah islam sendiri memiliki beberapa
nama sebutan lain seperti berikut:
1. Al Iman, artinya aqidah membahas perkara yang berkaitan dengan keimanan sesuai
alquran dan hadist
2. Tauhid aqidah islam disebut sebagai tauhid karena akidah mengkaji keimanan terhadap
keesaan Allah SWT.
3. As Sunnah, aqidah disebut as-sunnah karena para pemeluk aqidah islam tentu
mengikuti ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW lewat sunnah dan hadist
4. Asy Syariah, yakni meyakini segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah SWT das
Rasululah SAW sebagai petunjuk utawa lagi kehidupan
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah, sang artinya aqidah pastilah bersangkutan dengan
rukun iman, rukun islam dan nilai-nilai islami lainnya.
Ada pula istilah tentang akidah :
1. Ushuluddin
Ilmu ushuluddin secara bahasa yaitu pokok atau pangkal, yang mana bila kata
ushuluddin dipecah menjadi dua kata yaitu terdapat kata ushul yang artinya pokok-
pokok atau pangkal-pangkal dan addin yang artinya agama, i'tiqaad. Maka dapat di
artiakan bahwa ilmu ushuluddin adalah ilmu yang membahas mengenai pokok-pokok
dan pankal- pankal aqidah i'tiqad dalam agama islam.
2. Ilmu fiqih
Ilmu fiqhul akbar disebut juga ilmu kalam. Tetapi persamaan ini hanya beberapa
adapun pengertian ilmu fiqhul akbar adalah suatu ilmu yang mengkaji atau membahas
menganai pokok- pokok bahasan agama atau tauhid serta membahas hal-hal yang
berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama.
3. Ikmu kalam
Ilmu kalam artinya berbicara pembicaraan dinamakan ilmu kalam karena adanya halog
perdebatan yang terjadi antara pemikir masalah akidah tentang beberapa hal.
Hubungan antara akidah dan akhlak adalah hubungan yang memiliki keyakinan dan
perbuatan serta hubungan iman dan amal saleh. Hubungan antara iman dan amal saleh itu di
ulang sebanyak 43x didalam Al-qur’an, diantaranya, a). Q.S. At-Tin ayat 4-6 (b). Q.S. Al-Asr
ayat 1-3 (c) Q.S. Al-Baqarah ayat 82 (d) Q.S Ali ‘Imran ayat 57 (e) Q.S Yunus ayat 9. Beberapa
ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keyakinan merupakan landasan seseorang
melakukan perbuatan sesuatu. Perbuatan taat kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
mendatangkan kemaslahatan dan kedamaian bagi antar sesama manusia
B. Akidah penyanggah kepribadian muslimah
Dua komponen terdiri dari ajaran Islam: keyakinan dan tindakan. Akidah adalah istilah
untuk keyakinan, dan akhlak adalah istilah untuk perbuatan. Akhlak terdiri dari akhlak kepada
Allah, kepada sesama manusia, kepada alam, dan kepada lingkungan kita. Akidah memberikan
panduan bagi mereka yang beriman untuk percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah yang
telah menciptakan manusia dan oleh karena itu, semua manusia berhak mengabdi kepada Dia
Subtansi akidah tersimpul pada kalimat laila Allah Kalimat “la ilaha illä Allah”, yang
berarti “tidak ada Ilah selain Allah,” merupakan inti dari substansi akidah, yang menanamkan
keyakinan bahwa ibadah hanya boleh dilakukan kepada Allah. tidak menyekutukan Allah
dengan apa pun atau siapa pun, dan tidak mempertuhankan manusia atau makhluk halus seperti
jin dan setan. Melalui sabdanya, “Pikirkanlah makhluk Allah, jangan memikirkan zat Allah,”
Nabi membimbing umatnya dalam keyakinan bahwa zat Allah itu bersifat metafisik, mutlak,
dan absolut, yang tidak dapat dilihat oleh mata dan tidak dapat dicapai oleh pikiran manusia.
Seperti disebutkan sebelumnya, akidah berfungsi sebagai landasan yang menyangga akhlak
umat Islam. Akhlak dan kepribadian muslim berdiri tegak di atas landasan ini. Seorang muslim
yang memiliki akidah yang kuat memiliki tujuan hidup yang jelas, keteguhan hati, tidak putus
asa, dan istikamah. Mereka juga mampu mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai
kekuatan yang dapat menggoyahkan iman mereka. Ini akan dijelaskan di bawah ini
A. Memiliki Tujuan Hidup yang Jelas
Ini adalah komponen penting yang mendorong dan mendorong seseorang untuk
bekerja, membangun etos kerja, memiliki pekerjaan, dan mengisi kehidupan pribadi
dan sosial mereka. Alquran menjelaskan bahwa dua kelompok orang hidup berdasarkan
keyakinan atau aqidah mereka. Yang pertama diberi kebaikan di dunia dan di akhirat,
tapi tidak mendapat apa-apa. Yang kedua diberi kebaikan di dunia dan di akhirat, dan
mereka dilindungi dari azab neraka. Iman, yang menghasilkan aqidah, adalah
komponen penting yang membedakan dua kelompok manusia. Akidah manusia
memiliki banyak tujuan. Pertama, tawjih Al hayat, memberi arah pada hidup dan
kehidupan sehingga tujuan hidup orang beriman jelas, yaitu mencari keridhoan Allah.
Kedua, tanwir Al hayat, menyinari hidup dan kehidupan sehingga kehidupan mereka
tercerahkan.
B. Keteguhan Hati
keteguhan hati merupakan sifat dasar orang-orang beriman. Dengan kekuatan
iman yang meresap menjadi kekuatan kata, kekuatan makna, kekuatan rasa,
dan kekuatan jiwa, seorang yang beriman kepada Allah dan seluruh rukun
iman adalah pribadi yang memiliki keteguhan hati. Orang-orang beriman
yang berusaha mengoptimalkan potensi imannya akan dikuatkan
pendiriannya oleh Allah sehingga menjadi pribadi yang memiliki keteguhan
hati. Dengan keteguhan hati, seorang yang beriman kepada Allah akan
terbebas dari kekuatan yang menariknya kepada kekufuran, kemusyrikan, dan
kemunafikan.
C. Tidak putus asa
Al-Qur'an menggunakan dua istilah untuk menggambarkan putus asa: al-yasu, yang
berarti kehilangan harapan, dan al-qanüş, yang berarti patah hati, kehilangan harapan,
dan keputusasaan. Al-Qur'an mendorong orang-orang yang beriman agar memiliki
kepribadian yang kuat, kokoh, dan teguh daripada memiliki kepribadian yang lemah
dan putus asa. Salah satu indikator kecerdasan emosi dan spiritual adalah sikap tidak
putus asa dalam menghadapi kegagalan, tantangan, dan kesulitan; Hal ini menunjukkan
bahwa faktor yang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam
bekerja, menit karir, dan menjalani hidup ini tidak terletak pada kecerdasan intelektual
mereka.
D. Istikamah
Istikamah (istiqamah) berasal dari kata "qama", yang berarti berdiri, dan "istaqama",
yang berarti berusaha atau berjuang untuk tetap berdiri. Dengan demikian, kata
“istamah” memiliki tiga makna, yaitu tegak, tetap, dan lurus. Oleh karena itu, kata
“istamah” mencerminkan perjuangan seorang beriman yang bekerja billah untuk
menjadi individu yang memiliki Tidak ada batas waktu yang ditetapkan oleh istikamah.
Seorang muslim harus menunjukkan sikap istikamah sebagai ciri khasnya di mana pun
mereka hidup dan bekerja.
E. Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah mekanisme untuk menjaga kelangsungan hidup dengan
memprediksi potensi risiko sehingga Anda dapat menghindari kehilangan, kehilangan,
atau penyesalan. Selain itu, pengendalian diri juga merupakan alat untuk meningkatkan
disiplin diri, mengukur kemampuan Anda secara objektif sehingga Anda tidak
memaksakan diri untuk melakukan sesuatu, sekadar menutupi kelemahan atau
kekurangan Anda, dan menahan ego sehingga Anda tidak menjadi terlalu egois.
C. KESIMPULAN
Aqidah adalah suatu keyakinan yang mengikat jantung dari segala keraguan. Atau
dengan kata lain, Aqidah adalah suatu hal yang harus dibenarkan dalam hati sehingga
melahirkan jiwa yang tenang dan mantap, bebas dari keraguan, dan meyakini dengan
penuh keyakinan bahwa apa yang menjadi rukun iman umat Islam benar-benar ada.
Akhlak adalah sifat yang sudah ada dalam jiwa yang dengan mudah melakukan
perbuatan baik tanpa berpikir terlebih dahulu. Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah sumber
aqidah Islam. Sangat penting untuk mengimani (yakini dan mematuhi) apa yang
disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an dan oleh Rasulullah SAW dalam
sunnahnya. Ijma dianggap oleh beberapa ulama sebagai sumber ketiga dari ajaran
Islam, setelah Al-Qu'an dan sunah.
Penulis; Zahra bilqis aulia
Dosen pengampu; Dr. Hamidullah Mahmud M.A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline