Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Filsafat Esensialisme dan Para Filsufnya

Diperbarui: 12 Mei 2020   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrahmanirrahim.....

Apa kabar teman-teman? Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang apa itu filsafat esensialisme? Sebelumnya saya mohon maaf apabila materi yang saya sampaikan kurang sesuai dan sulit untuk dimengerti. Terina kasih

Pendidikan aliran filsafat esensialisme berasal dari kata esensi yang artinya (hakikat, dasar atau inti) dan esensial berarti (prinsip yang sangat berpengaruh dan sangat perlu). 

Esensialime adalah aliran yang ingin manusia agar kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama. Esensialime didasari oleh nilai-nilai kebudayaan lama. Esensialime memandang bahwa pendidikan terus berpijak pada niali-nilai yang memiliki kejelasan. 

Esensialisme adalah konsep yang meletakkan sebagian cara berfikir modern. Hakikat aliran esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada duniawi, serba ilmiah dan juga materialistik, juga didasari oleh pandangan-pandangan idealisme dan realisme. 

Tujuan aliran filsafat esensialime adalah membentuk seseorang yang berguna dan berkompeten. Isi pendidikan aliran esensialime adalah ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang membuat manusia mampu menggerakkan sesuai kehendaknya. Aliran esensialisme menegaskan bahwa pendidikan yang baik dan benar terdiri dari pembelajaran, keterampilan, seni dan ilmu pengetahuan. 

Tokoh aliran filsafat esensialime, yaitu: Johan Amos Cornenius (1592-1670) dia berpendapat bahwa agar selalu diajarkan melalu indra. Karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa. Yang kedua yaitu Willian T. Harris (1835-1909) dia mengatakan bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunan yang bersendikan kesatuan spritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline