Lihat ke Halaman Asli

Adab Lebih Tinggi Daripada Ilmu

Diperbarui: 20 Desember 2024   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu

Di era kemajuan teknologi dan mudahnya dalam mengakses ilmu, kita sering lupa bahwa adab adalah kunci utama dalam mencapai keberkahan ilmu. Seperti pesan Imam Malik kepada Imam Syafi’i:

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu”.

Pada generasi Z sekarang mungkin bisa belajar apa saja dari intenet, tetapi adab tidak bisa diajarkan oleh algoritma. Adab lebih tinggi daripada ilmu adalah prinsip yang kini relevan lebih dari sebelumnya.

Pentingnya Adab dalam Islam

Ilmu tanpa Adab Adalah Kehampaan

 

Banyak orang pintar tapi tidak dihormati. Kenapa? Karena ilmunya tidak diiringi dengan sikap santun. Rasulullah SAW adalah contoh sempurna : ilmu dan akhlak beliau selalu berjalan beriringan. Bahkan dalam Q.S Al-ahzab : 21  disebutkan

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ۝٢

Artinya:

"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”.

Ilmu sebagai cahaya kehidupan, ilmu adalah sumber kemajuan individu dan masyarakat. Tanpa ilmu manusia akan kehilangan arah dan tujuan. Begitupun juga dengan adab yaitu sebagai landasan kepribadian, adab mencakup sopan santun, moral, dan etika. Adab adalah pengontrol perilaku, menjaga agar ilmu tidak digunakan untuk keburukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline