Tanpa disadari oleh kita, dunia berputar sangat cepat, terkadang waktu terasa seperti musuh besar yang menyerang. Terutama pada dunia kerja, adanya tekanan untuk memaksimalkan produktivitas kerja kita, kalender penuh, dan dateline yang terus memburu serta ketat. Tidak jarang semua hal itu sangat menyita perhatian banyak orang, sampai mereka lupa untuk sekedar menenangkan pikiran atau berhenti sejenak dari aktivitas – aktivitas tersebut. Hal ini tentu banyak terjadi pada orang – orang yang selalu tenggelam dalam pekerjaan yang tiada henti, atau bahkan Anda sendiri juga pernah atau sedang mengalaminya. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan – kebiasaan ini tidak hanya membebani fisik, tetapi juga kesehatan mental?
Sebagai solusi, mindfulness bisa menjadi kunci untuk kita sepenuhnya hadir dan menyadari setiap momen yang kita lakukan. Telah banyak penelitian mengungkapkan bahwa mindfulness memiliki banyak manfaat, mulai dari mengurangi stres hingga meningkatkan fokus dan produktivitas. Namun, bagaimana cara para workaholic yang selalu disibukkan oleh pekerjaan dapat menerapkannya?
Mindfulness itu apa?
Mindfulness merupakan seni menyadari pada setiap momen (moment to moment) dan melibatkan perhatian aktif terhadap pengalaman tanpa menghakimi (Synder & Lopez, 2007). Praktik ini mengajarkan kita untuk sekedar untuk menenangkan atau berhenti sejenak dan benar – benar hadir sepenuhnya dalam setiap aktivitas. Hal ini sangat mudah dilakukan, tidak perlu menggunakan cara atau metode yang berat, hanya cukup dimulai dengan kegiatan sederhana seperti meluangkan waktu sejenak untuk melakukan peregangan, bernapas dalam – dalam, mendengarkan musik tanpa melakukan hal lain, dan pastinya Anda melakukan hal tersebut dengan penuh perhatian dan merasakan sensasi yang ada apada tubuh.
Mengapa workaholic membutuhkan mindfulness?
Workaholic sering tenggelam dan larut pada pekerjaannya. Pola pikirnya seakan – akan terus menerus menyuruhnya untuk bekerja tanpa memikirkan bahwa tubuh dan pikiran juga memerlukan istirahat. Tentu saja hal ini dapat membuat mereka lebih rentan untuk mengalami kelelahan, stres, tekanan darah tinggi, atau bahkan masalah kesehatan fisik lainnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hoffman et al. (2010), yang dikutip dalam APA (2012), menunjukkan bahwa terapi berbasis mindfulness meningkatkan pengaruh positif, mengurangi kecemasan, dan pengaruh negatif. Pada workaholic sendiri, mindfulness dapat membantu individu untuk mengurangi kecemasan terkait pekerjaan, mengatasi perasaan tertekan, dan lebih sadar akan kebutuhan untuk beristirahat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan produktivitas mereka. Mindfulness juga memberikan kesempatan bagi workaholic untuk melatih kemampuan untuk lebih fokus dan membuat keputusan dengan lebih tenang, daripada terburu-buru dan terjebak dalam pola kerja yang berlebihan.
Bagaimana cara memulai mindfulness?