Lihat ke Halaman Asli

Zahra Raudhatul Jannah

Mahasiswa di Universitas Indonesia

Bahasa Isyarat: Suatu Keunikan pada Pembelajaran yang Ada di Prodi Indonesia UI

Diperbarui: 22 Desember 2023   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.fib.ui.ac.id

Pada era globalisasi ini, keberagaman menjadi salah satu kunci utama kekayaan sebuah bangsa. Di tengah pusaran perkembangan teknologi dan komunikasi, Program Studi  Indonesia di  Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI) memperkenalkan suatu pendekatan yang unik dan menarik melalui pembelajaran bahasa isyarat yang terdapat pada salah satu mata kuliah wajibnya.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama Ibu Silva Tenrisara Pertiwi Isma, salah satu dosen Prodi Indonesia UI, beliau mengatakan bahwa pembelajaran bahasa isyarat di Prodi Indonesia UI sudah ada sejak tahun 2007. Adanya pembelajaran bahasa isyarat ini bermula dari kerja sama yang ditawarkan oleh sebuah komunitas tuli bernama Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) pada tahun 2006. 

GERKATIN merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial dan kesejahteraan teman-teman penyandang tuna rungu dengan tujuan memperluas informasi dan ilmu pengetahuan mengenai penggunaan bahasa isyarat. Selain bekerja sama dengan FIB UI, GERKATIN juga menjalin kerja sama dengan The Center for Sign Linguistics and Deaf Studies The Chinese University of Hong Kong. Semenjak itu, pembelajaran bahasa isyarat mulai diterapkan di FIB UI dengan tujuan agar bahasa isyarat dapat dikenal dan dipelajari dalam ranah pendidikan.

Pada saat itu, pembelajaran bahasa isyarat ini masih menjadi suatu mata kuliah tersendiri yaitu Bahasa Isyarat Indonesia dengan beban kredit sebesar 3 sks dan terbuka bagi seluruh mahasiswa di FIB UI. Akan tetapi, pada tahun 2013, mata kuliah ini berganti nama menjadi Kemahiran Bahasa Isyarat. 

Berbeda dengan mata kuliah Bahasa Isyarat Indonesia yang terbuka bagi seluruh mahasiswa di FIB UI, mata kuliah Kemahiran Bahasa Isyarat ini hanya ditujukan bagi mahasiswa Prodi Indonesia yang mengambil peminatan linguistik. Pada mata kuliah ini, pembelajaran bahasa isyarat tidak hanya dipelajari melalui pengenalan dan keterampilan berbahasa saja, melainkan dikaji juga berdasarkan sudut pandang ilmu linguistik. Misalnya, dipelajari dari segi fonologinya, morfologi bahasa isyarat yang praktis, dan lain sebagainya. 

Kemudian, ketika kurikulum 2020 mulai diberlakukan, terjadi  kembali perubahan terhadap pembelajaran bahasa isyarat ini. Pembelajaran menjadi diterapkan pada mata kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia B. Bahasa isyarat dianggap sebagai salah satu pembelajaran bahasa di Indonesia sehingga diterapkan pada mata kuliah tersebut. Namun, tidak seperti pembelajaran yang dilakukan pada mata kuliah Kemahiran Bahasa Isyarat yang mengkaji penggunaan bahasa isyarat secara mendalam hingga aspek linguistiknya, pada mata kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia B ini pembelajaran hanya berfokus pada kemahiran mahasiswa dalam berbahasa isyarat saja.

Adanya pembelajaran bahasa isyarat di Prodi Indonesia UI juga tidak serta merta mengganggu kurikulum yang ada karena bahasa isyarat juga termasuk dalam suatu "bahasa", khususnya bahasa yang alami dan natural. Secara teori, bahasa isyarat juga sama seperti bahasa Indonesia dan bahasa daerah lainnya yang dapat dikaji menggunakan ilmu linguistik, perbedaannya hanya terdapat pada datanya saja.

Pembelajaran bahasa isyarat di Prodi Indonesia UI juga menjadi suatu keunikan dan nilai tambah karena sampai saat ini, pembelajaran ini hanya ada di Prodi Indonesia UI saja. Selain itu, pembelajaran ini juga menjadi salah satu pembelajaran yang sangat diminati oleh mahasiswa di Universitas Indonesia.

"Pada saat itu mata kuliah Bahasa Isyarat ini menjadi salah satu mata kuliah yang paling favorit bagi mahasiswa dan kuotanya selalu penuh. Kita membuka 3 kelas atau 5 kelas itu pasti penuh. Bahkan, sampai ada mahasiswa yang memohon-mohon agar kuota kelasnya ditambah," ujar Ibu Silva, pada wawancara daring, Jumat (15/12/2023).

Pembelajaran bahasa isyarat pada mata kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia B menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan diikuti oleh mahasiswa semester 2. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan dengan pengenalan bahasa isyarat kepada mahasiswa yang diajarkan langsung oleh tenaga pendidik tuli yang sudah terlatih. 

Keunikan yang ada ternyata tidak hanya terletak pada pembelajarannya saja, tetapi juga pada penugasan akhir yang ditugaskan kepada mahasiswa. Apabila pada umumnya pengerjaan Ujian Akhir Semester (UAS) dilakukan dengan mengerjakan soal-soal ujian, pada mata kuliah ini mahasiswa ditugaskan untuk membuat sebuah video wawancara dengan menggunakan bahasa isyarat di kafe-kafe atau tempat yang mempekerjakan pegawai yang merupakan penyandang tuna rungu atau teman tuli. Hal ini bertujuan untuk melatih kreativitas serta menguji kemahiran dan kemampuan berbahasa isyarat dari para mahasiswa. Tidak hanya itu, melalui penugasan ini mahasiswa juga menjadi dapat melihat realitas sosial yang ada di sekitarnya dengan lebih jelas dan menumbuhkan rasa empati dalam diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline